Ahad 31 Aug 2014 19:31 WIB

Hot Spot di Sumsel Bertambah, Agustus Terdeteksi 463 Titik Api

Rep: Maspril Aries/ Red: Maman Sudiaman
Titik Api
Foto: Antara
Titik Api

PALEMBANG --- Seiring musim kemarau yang melanda Sumatera Selatan (Sumsel) titik api atau titik panas //(hot spot) yang melanda daerah ini jumlahnya terus bertambah. Mengacu data Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Sumsel, terdata sebanyak 463 titip api. Data itu diperoleh selama Agustus 2014 melalui pemantauan satelit Aqua/Terra Modis.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto, akhir pekan lalu mengatakan, “Selama Agustus di seluruh Sumatera Selatan terpantau ada 427 titik api atau hot spot.

Dari data UPTD Kebakaran Hutan dan Lahan terpantau titik api di Sumsel tersebut tersebar di Kabupaten Muara Enim, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Banyuasin. Titik api tersebut terpantau berada di kawasan hutan. Sementara di lahan gambut keberadaan hot spot belum terpantau satelit dan kondisinya masih basah.

Menurut Yulizar, daerah yang jumlah titik apinya cukup banyak berada di Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 90 titik api, Kabupaten Ogan Komering Ilir terpantau 78 titik api dan Kabupaten Musi Rawas ada 60 titik api.

Dengan semakin banyaknya jumlah titik api di Sumsel, Kapala BPBDYulizar Dinoto meminta BPBD kabupaten dan kota segera melakukan koordinasi dengan dinas atau instansi terkait dan masyarakat, untuk segera melakukan pemadaman titik api tersebut. “Dengan adanya koordinasi yang baik kita harapkan jumlah titik api di Sumsel masih tetap terkontrol,” ujarnya.

Kepada masyarakat yang bertani, Kepala BPBD Sumsel mengimbau untuk tidak membuka atau membersihkan lahan pertaniannya dengan cara membakar. “Jika jumlah yang membakar lahan terus bertambah ini bisa memicu terjadinya kabut asap.” Kata Yulizar Dinoto.

Sementara itu berdasarkan informasi Stasiun Klimatologi Kelas II Kenten Palembang, selama Agustus dan September diprediksi Sumatera Selatan berada pada puncak kemarau. Kondisi ini berdampak minimnya hujan turun meski masih akan tetap turun hujan tapi dengan intensitas sangat rendah.

Kondisi kemarau di Sumsel akan lebih lama dibanding daerah lain di Sumatera. Kondisi ini karena dipengaruhi letak geografis Sumsel dan juga tiupan angin laut yang menyebabkan Sumatera bagian Selatan lebih lama mengalami kemarau dibanding Sumatera bagian tengah dan wilayah sekitarnya. Musim hujan di kawasan ini diperkirakan paling cepat akan turun akhir September 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement