REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Penerapan kurikulum 2013 di Kabupaten Nunukan terkendala ketiadaan buku pelajaran. "Ini masih membebani tenaga guru," ujar Ketua Persatuan Guru RI (PGRI) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (30/8).
Husin Manu menekankan, perubahan kurikulum seharusnya dibarengi dengan ketersediaan buku pelajaran karena akan menjadi beban bagi tenaga guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM).
Kurikulum 2013 di wilayah perbatasan yang diterapkan tahun ajaran 2014-2015, kata dia, membuat para guru dengan terpaksa meraba-raba materi pelajaran yang harus diberikan kepada siswa.
Ia mengatakan, untuk sementara waktu guru-guru di Kabupaten Nunukan mendapatkan bahan-bahan pengajaran dari "compact disc (CD)" yang dibagikan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Utara.
"Untung ada CD yang dibagikan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimanta Utara (Kaltara) kepada setiap sekolah di daerah ini. Jadi melalui disket tersebut, guru-guru mengajarkan materi mata pelajarannya," sebut Husin yang juga menjabat Kepala SMAN 1 Nunukan Selatan
Husin Manu menyampaikan, informasi yang diperoleh bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah mendistribusikan buku-buku pelajaran untuk kurikulum 2013 mencapai 70 persen atau bahkan melebihi itu.
Ketua PGRI Kabupaten Nunukan ini menyatakan, janji dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayan akan mengirimkan langsung buku pelajaran tersebut kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota tetapi untuk Kabupaten Nunukan belum ada sama sekali.
Ia mengungkapkan, materi pelajaran lintas minat dan peminatan pada semua jurusan masih sama sehingga menjadi kendala utama penerapan kurikulum 2013. Padahal, lanjut Husin Manu, setiap jurusan materi pelajaran lintas minat dan peminatan itu harus berbeda.