REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ketua Tanfidz Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Lampung, KH RM Soleh Bajuri, di Bandarlampung, Sabtu, menegaskan bahwa kelompok yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bertentangan dengan semangat Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja).
"ISIS secara akidah bertentangan dengan semangat Aswaja. Mereka tidak mencontohkan Islam yang Rahmatan-Lil-Alamin," ujar mantan anggota DPRD Provinsi Lampung dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Berkaitan dengan tersebut, KH Soleh menambahkan, PWNU Lampung bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pesawaran akan menggelar diskusi mengenai ISIS pada Senin, 1 September 2014 dengan narasumber Wakil Ketua Umum PBNU, H Asad Said Ali.
"Secara akidah ISIS bertentangan dengan Aswaja, Islam yang Rahmatan Lil Alamin melindungi minoritas. Tetapi ISIS mengedepankan semangat radikal, dengan sesama Islam saling bunuh, tindakannya bertentangan dengan Alquran dan Hadist, kami menentang keras," kata dia pula.
Pria yang menyatakan diri siap maju dalam Pilkada Kabupaten Lampung Selatan melalui jalur independen pada 2015 itu menambahkan, seminar ISIS diperlukan sehubungan organisasi yang dipimpin Abu Bakar Al Baghdadi itu mengancam keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sempat ada gurauan dari kawan, kalau ada orang Indonesia ngotot mau bergabung dengan ISIS, fasilitasi saja, tapi setelah itu cabut hak kewarganegaraannya, artinya ISIS harus diberantas sampai ke akar-akarnya sehubungan memecah belah umat Islam, termasuk Indonesia dengan radikalismenya yang tidak sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika," katanya pula.
ISIS adalah sebuah kelompok yang ingin mendirikan negara atau kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah.
ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misinya dinilai telah berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al Qaeda lalu tidak mengakui kelompok ini sebagai bagiannya lagi.
Beberapa waktu lalu, ISIS merilis video eksekusi James Foley, wartawan lepas dari Amerika Serikat yang aktif mengirimkan laporan tentang Timur Tengah yang diculik pada 2012.