Jumat 29 Aug 2014 19:22 WIB

Pemerintah Pilih Pembangkit Listrik Berbasis Batu Bara

Menko Perekonomian Chairul Tanjung.
Foto: Republika/Prayogi
Menko Perekonomian Chairul Tanjung.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah masih memilih untuk membuat pembangkit listrik tenaga batu bara ketimbang tenaga angin karena beberapa faktor, salah satunya biaya produksi.

Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung di Padang, Sumatera Barat jumat mengatakan biaya produksi listrik menggunakan batu bara jauh lebih murah ketimbang menggunakan tenaga angin.

"Saat ini biaya produksi listrik menggunakan batu bara adalah yang paling murah, karena pertimbangan secara ekonomi itu, maka pemerintah memilih untuk menggunakan sumbar daya tersebut," kata dia saat ditemui usai memimpin rapat koordinasi Gubernur se-Sumatera dengan jajaran Menteri Bidang Perekonomian.

Dia mengatakan, pemerintah terus mencari sumber daya potensial untuk menjaga ketersediaan listrik.

Namun dia mengakui, potensi sumber daya angin sebagai pembangkit listrik di Indonesia sangat bagus, karena garis pantai Indonesia sangat panjang dan angin tidak pernah berhenti berhembus setiap saat. Namun, banyak pertimbangan yang dilakukan sehingga sumber daya itu belum dilakukan.

"Ke depan, sumber daya tersebut pasti akan digunakan," kata dia.

Listrik menurut Chairul, salah satu faktor vital untuk mengupayakan percepatan perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia melalui sektor industri.

"Jika investor masuk dan membangun industri di Indonesia, tentu akan sangat membantu dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Namun menurut dia, sektor industri tersebut sangat membutuhkan dukungan ketersediaan listrik yang memadai.

"Ini merupakan peluang bagi pulau Sumatera karena banyak memiliki sumber batu bara. Kita pun sudah sepakat dengan gubernur se-Sumatera untuk membangun transmisi listrik 500 KV trans Sumatera guna memancing minat investor untuk masuk ke Sumatera," kata dia.

Rencana pembangunan sejumlah pembangkit listrik di sumatera berbasis batu bara itu menurut Chairul akan dimulai Oktober tahun ini.

"Mudah-mudahan terealisasi sehingga percepatan perkembangan ekonomi Sumatera bisa terpacu," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement