REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Gempa tremor terus menerus terjadi di Gunung Slamet sejak beberapa hari terakhir. Hal ini merupakan indikator pergerakan aktivitas magma di gunung tersebut.
Koordinator tim pengamat Gunung Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Sudrajat, menyebutkan saat ini aliran magma yang bergerak dari perut bumi sudah sampai ke kepundan Gunung Slamet. ''Lava memang sudah ada di puncak Slamet. Saat ini sedang mengisi kepundan,'' jelasnya saat dihubungi, Jumat (29/8).
Namun menurutnya, pergerakan magma atau lava pijar dari perut bumi ke puncak Slamet ini relatif rendah. Hal ini ditandai dengan getaran gempa tremor yang dalam alat seismograf tercatat memiliki panjang garis dominan pada 15 milimeter.
Namun karena gempa tremor berlangsung terus menerus, diperkirakan magma juga masih bergerak keluar. ''Secara visual kami tidak bisa melihat bagaimana kondisi lava yang ada di puncak. Soalnya sejak pagi selalu tertutup kabut,'' tambahnya.
Lebih dari itu, kata Sudrajat, tim pemantau juga tidak bisa melihat kondisi magma karena terhalang dinding kepundan. ''Yang pasti, lava masih akan terus mendesak keluar menuju puncak Slamet. Ini bisa dilihat dari data seismik yang kita peroleh. Hanya pergerakannya lambat,'' katanya.
Soal apakah magma tersebut akan meleleh keluar dan mengalir melalui lereng Slamet, Sudrajat menyatakan hal itu tergantung seberapa cepat lava memenuhi kubah yang ada di puncak. ''Kalau penuh, ya meleleh keluar,'' jelasnya.
Meski demikian dia menyebutkan, hingga Jumat siang status Slamet masih waspada. Dengan status itu, area berbahaya masih 4 km dari puncak.