Jumat 29 Aug 2014 20:48 WIB

Harga BBM Saat Ini Untungkan Kelas Menengah?

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).   (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Daerah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Batam/Kepulauan Riau Yoni Mulyo Widodo menilai opini yang menyatakan harga bahan bakar minyak (BBM) saat ini hanya menguntungkan kelas menengah sebagai hal yang menyesatkan.

"Faktanya para pengusaha kecil dan mayoritas kaum buruh yang upahnya di kisaran Rp1 juta hingga Rp2 juta sangat bergantung pada penggunaan BBM murah," kata Yoni Mulyo Widodo melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (29/8).

Apalagi, kata Yoni, selama ini para buruh tidak pernah mendapatkan konpensasi. Kenaikan harga BBM akan sangat merugikan dan memiskinkan? kaum buruh yang sehari harinya menggunakan sepeda motor dalam bekerja.

Menurut Yoni, harga BBM di negara lain seperti Amerika Latin, Timur Tengah dan sebagian Asia Tenggara jauh lebih rendah daripada Indonesia, yaitu Venezuela (Rp 117 per liter), Suriah (Rp 702 per liter), Libya (Rp1.4004 per liter), Saudi Arabia (Rp 1.872 per liter) dan Brunei Darussalam (Rp 4.914 per liter).

Karena itu, KSPI Batam meminta pemerintah untuk mencari solusi selain menaikkan harga BBM. Ada beberapa solusi yang diusulkan antara lain menggunakan sisa anggaran APBN yang jumlahnya puluhan triliun.

"Selain itu, penggunaan BBM di PLN harus dikurangi dan mengganti dengan batu bara yang biayanya lebih murah. Pemerintah juga harus bisa menghemat anggaran," ujar Yoni.

Yoni menyatakan akan mengorganisasikan aksi demonstrasi dan mogok nasional di seluruh kawasan industri pada Oktober-November bila pemerintah menaikkan harga BBM. "Desakan pemerintah transisi agar pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga BBM terasa menyesakkan kaum buruh dan rakyat kecil," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement