Kamis 28 Aug 2014 22:40 WIB

Pemkab Banjarnegara Kembangkan Gula Semut

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gula semut
Foto: courtesy of tesdik.blogspot.com
Gula semut

REPUBLIKA.CO.ID, BANJANEGARA -- Gula memang hampi identik dengan semut. Ada gula ada semut. Namun gula semut yang kini dikembangkan Pemkab Banjarnegara, bukan berarti gula yang terbuat dari semut. Gula semut adalah gula yang dibuat dari nira kelapa, namun dibuat dalam bentuk kristal. Bukan dalam bentuk gula merah seperti yang dikenal selama ini.

Bahkan pembinaan intensif yang dilakukan Pemkab Banjarnegara terhadap perajin gula semut, saat ini telah mulai membuahkan hasil. Gula semut produk perajin kabupaten tersebut, telah menembus pasar ekspor. 

Ekspor perdana gula semut  dilakukan Pemkab dengan kerjasama Humanistisch Instituut Voor Ontwikkelings Samenwerking (HIVOS)  dan  Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup (LPPSLH). Launching dilakukan Selasa (27/9), ditandai dengan pemukulan kendi oleh Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo.

''Saat ini, produk gula semut Banjarnegara telah tersertifikasi,'' jelas Kepala Bappeda Banjarnegara, Setiawan. Menurutnya, gula semut yang terlah tersertifikasi sebagai gula semut organik tersebut diproduksi oleh 380 perajin dengan kapasitas produksi mencapai 15 ton per bulan. Produk ini, menututnya, akan kontinyu dipasarkan oleh eksportir Pusat Pengembangan Produk Rakyat (P3R) Purwokerto ke Amerika.

Launching tersebut, lanjut Setiawan, juga sekaligus untuk meningkatkan nilai jual produksi gula rakyat. Herga gula cetak di tingkat perajin, menurutnya, hanya berkisar antara Rp 7.000 sampai dengan Rp 9.000 per kilogram. Sementara setelah diolah lagi menjadi gula semut, bisa mencapai Rp 11.000 sampai Rp 13.000 per kg.

Menurutnya, saat ini terdapat kurang lebih 19.000 penderes kelapa di Banjarnegara dengan unit usaha rumah tangga sekitar 7.600 unit usaha. Sementara volume produksi nira kelapa mencapai 10.273 ton per tahun.

''Melalui Program Peningkatan Kualitas Produksi Gula Kelapa, sampai dengan tahun 2014 kami baru mampu mendampingi 830 pengrajin. Dari jumlah itu, 340 diantaranya sudah bisa aktif memproduksi gula semut organik dan 138 orang aktif menjadi anggota koperasi gula semut Nira Kamukten,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement