Kamis 28 Aug 2014 21:40 WIB

SPBU di Banyumas Masih Alami Kelangkaan BBM Subsidi

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Foto: Republika/Prayogi
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Banyumas, Kamis (28/8), masih diwarnai persoalan kelangkaan stok BBM bersubsidi. Dari pemantauan di beberapa SPBU wilayah Banyumas, beberapa SPBU terlihat lengang dari kendaraan bermotor karena sudah tidak memiliki stok BBM subsidi. Sedangkan bagi SPBU yang masih memiliki stok justru dipadati antrian kendaraan.

Seperti di SPBU Jalan Gerilya sekitar Taman Andang Pangrenan Purwokerto, kondisinya justru terlihat lengang dari kendaraan bermotor. Kalau pun ada kendaraan yang hendak mengisi BBM, umumnya karena kendaraannya sudah hampir kehabisan BBM. Karena tidak ada pilihan lain, mereka mengisi tangki kendaraannya dengan BBM non subsidi.

Salah satu operator di SPBU tersebut, Hardiman, mengaku pasokan premium hingga Rabu (28/8) masih dibatasi. ''Kalau minta dikirim 4 rit diberi 2 rit. Kalau minta 3 rim, malah hanya diberi 1 rit,'' jelasnya. Setiap rit pengiriman BBM seperti premium, biasanya mengangkut BBM sebanyak 16 kiloliter.

Dengan pasokan yang tidak lancar, maka saat BBM subsidi dikirim, biasanya akan langsung diserbu pemilik kendaraan. Seperti pada Kamis (28/8), premium dan solar subsidi sudah habis sejak pukul 07.00. Stok BBM yang habis tersebut, merupakan pengiriman Rabu (27/8) sekitar pukul 19.00. ''Sampai siang ini, belum ada kiriman lagi,'' tambahnya.

Meski demikian tidak semua SPBU yang sudah kehabisan stok BBM subsidi, tak disambangi kendaraan. Untuk SPBU yang ada di jalur lintas antar kota, justru banyak dipadati kendaraan besar. Seperti di SPBU Ajibarang yang terletak di lintas jalur penghubung Tegal-Wangon, puluhan kendaraan besar bersumbu roda lebih dari dua justru terlihat parkir di sekitar areal SPBU. Parkiran kendaraan besar ini, bahlan meluber hingga ke jalan-jalan di sekitar SPBU.

Para awak kendaraan ini mengaku memarkir kendaraannya di SPBU tersebut, bukan hanya karena hendak menunggu pasokan solar subsidi di SPBU tersebut. Namun karena di wilayah Jateng, mulai berlaku ketentuan larangan kendaraan dengan sumbu roda lebih dari dua, melintas pada siang hari.

''Daripada kena tilang, lebih baik menunggu di SPBU ini. Sekalian juga menunggu pasokan solar subsidi ke SPBU, sehingga kami bisa ikut mengisi tangki bahan bakar kami,'' kata Edi Susilo (42), awak truk yang hendak mengantar barang dari Jakarta menuju Solo.

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Banyumas, Ans Pribadi, mengakui sejak beberapa hari terakhir memang dilakukan pengendalian pasokan BBM subsidi pada seluruh SPBU di wilayah eks Karesidenan Banyumas.

Namun dia menyebutkan, pengendalian tersebut tidak sampai menimbulkan kekurangan pasokan yang fatal. ''Semua kendaraan masih bisa mendapatkan BBM subsidi. Hanya memang harus menunggu lebih lama atau antri. Tapi antrenya juga tidak terlalu panjang,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement