REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan akan menindaklanjuti mengenai Florence Sihombing yang kini ramai diperbincangkan di media sosial. Ini terkait status yang ditulis di akun media sosialnya yang menghina warga Yogyakarta.
"Mungkin dari prodi akan ada pembinaan untuk Florence supaya berperilaku lebih baik," kata Humas UGM, Wijayanti kepada ROL melalui telepon, Kamis (28/8).
Untuk saat ini, katanya, pihak kampus memang belum melakukan tindakan apa pun terkait hal itu. Namun, kemungkinan besar, tak akan sampai pada langkah hukum.
"Ini bukan tindak pidana. Jadi kalau sanksi, tidak ada. Cuma kita bina saja," kata dia.
Biasanya, lanjut Wijayanti, untuk kasus seperti ini akan diawali dengan pemberian nasihat. Jadi, mahasiswa yang bersangkutan akan dipanggil dan diajak berbicara oleh dosen pembimbing dan pihak rektorat.
"Ini perkiraan saya dari yang sudah-sudah. Dipanggil dosen pembimbing dan diberikan nasihat," papar dia.
Wijayanti mengakui kalau memang ada yang bernama Florence Sihombing yang tercatat sebagai mahasiwa S2 Notariat di Fakultas Hukum. "Dia tercatat masih tahun kedua di sini. Tapi saya juga belum lihat orangnya, apakah benar itu dia," paparnya.
Nama Florence menjadi ramai di media sosial. Di akunnya, Florence menulis status yang menyinggung warga Yogyakarta. Sontak, makian perempuan yang diduga berkuliah di UGM itu langsung menjadi pembicaraan netizen.
"Orang Jogja b*****t. Kakak mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur mobil trus gak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan. Diskriminasi. Emangnya aku gak bsia bayar apa. Huk. KZL," tulisnya di jejaring sosial Path.
Dalam media sosial beredar kabar, kalau kekesalannya itu lantaran penolakan petugas SPBU untuk mengisi bensin sepeda motorya. Keengganan itu karena ia menyela pelanggan lain dan menyerobot jalur antrean mobil.
Ketika itu, pelanggan yang sudah mengantre langsung menyorakinya. Sehingga membuat Florence membatalkan niatnya untuk mengisi bensin.