Rabu 27 Aug 2014 21:20 WIB

'Mari Membaca Demi Masa Depan Lebih Baik'

Rep: C91/ Red: Djibril Muhammad
 Sejumlah anak membaca buku di mobil perpustakaan keliling di Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (21/3). (Republika/Wihdan)
Sejumlah anak membaca buku di mobil perpustakaan keliling di Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (21/3). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kehidupan di masa depan. Berlandaskan hal itu, Asia Foundation dan perusahan pembelajaran terbesar di dunia, Pearson, berusaha mendorong budaya membaca di Indonesia.

"Dari hasil pengamatan kami dalam ekonomi, politik, dan lainnya, Indonesia akan berada pada dekade emas. Sehingga kami merasa perlu memberikan bantuan untuk memenuhi potensi itu," ujar Christopher Samler, Direktur Pelaksana Venture Markets Pearson, kepada wartawan, di YCAB, Rabu, (27/8).

Menurutnya, sekitar 800 juta orang di dunia masih belum bisa membaca, dan itu sangat mengkhawatirkan. Dengan tegas Chris menyatakan, akan memberantas buta huruf dengan buku.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Indonesia memiliki momentum untuk bangkit, dilihat dari keragaman geografisnya. "Setiap pihak di Indonesia mempunyai komitmen untuk mewujudkan hal itu," katanya.

Baginya, belajar harus dilakukan sepanjang hidup, dan ia berupaya membantu orang yang mau selalu belajar. "Usia saya sudah lebih dari 50 tahun, tetapi saya masih tetap harus belajar," jelas Chris.

Sebelumnya, Christopher juga memberi sambutan dalam acara pembagian 100 ribu buku untuk anak Indonesia, yang dimulai di Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), Jakarta Barat.

Selain itu, turut hadir Soo Kang, Kepala Venture Markets untuk Pearson Asia, lalu Sandra Hamid, Country Representative Asia Foundation di Indonesia, dan Anton Suwoto, Chief Startegy Officer di YCAB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement