Selasa 26 Aug 2014 16:50 WIB

Harga Bensin Eceran di Jember Tembus Rp 10 Ribu

Pedagang bensin eceran
Foto: Antara
Pedagang bensin eceran

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Harga bahan bakar minyak jenis premium atau bensin yang dijual eceran di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menembus Rp 10.000 per botol, sebagai imbas kelangkaan premium yang terjadi sejak Senin (25/8) malam.

"Para pedagang harus antre berjam-jam untuk mendapatkan bensin tersebut di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), karena sejumlah SPBU mulai Minggu (24/8) tidak melayani pembelian dengan jeriken," kata seorang pedagang bensin eceran di Kecamatan Sumbersari, Jember, Neti, Selasa (26/8).

Untuk itu, kata dia, para pedagang menaikkan harga jual bensin eceran per botol, karena sulitnya mendapatkan bensin di sejumlah SPBU. Namun, tidak ada kesepakatan antara pedagang yang satu dengan yang lain mengenai harga bensin eceran.

"Harga bensin eceran memang bervariasi, ada yang jual Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per botol, karena hal tersebut tergantung dari jarak yang ditempuh para pedagang bensin ke SPBU dan lamanya mengantre," katanya.

Hal senada juga disampaikan pedagang bensin eceran lainnya, Abdur Rajad, yang mengaku sudah mengantre di SPBU Jalan Teuku Umar Jember sejak Senin (25/8) sore, namun hingga Selasa siang belum juga mendapatkan BBM jenis premium.

"Antrean jeriken cukup panjang, namun saya tetap saja mengantre dan menginapkan jeriken tersebut di SPBU demi mendapatkan bensin untuk dijual kembali," ujarnya.

Nurul, salah seorang warga Jember, mengaku membeli bensin eceran seharga Rp 10.000 per botol karena beberapa SPBU sudah kehabisan stok premium, sehingga terpaksa membeli secara eceran dengan harga lebih mahal.

"Saya sudah mencari bensin di sejumlah SPBU dan antreannya cukup panjang, bahkan sebagian warga yang sudah antre harus gigit jari karena stok di SPBU tersebut habis. Saya terpaksa membeli bensin eceran dan ternyata harganya cukup mahal Rp 10.000 per botol," tuturnya.

Ia berharap pemerintah memberikan solusi atas kelangkaan BBM yang sudah terjadi di sejumlah daerah, sehingga tidak menyusahkan masyarakat dan berdampak lebih luas terhadap sektor lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement