Senin 25 Aug 2014 15:20 WIB

Masyarakat Diminta tak Panik Hadapi Pembatasan BBM

Antre BBM
Antre BBM

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat tidak perlu panik menyikapi langkah Pertamina melakukan pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum.

"Pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dilakukan agar ketersediaannya cukup hingga akhir tahun. Berdasarkan informasi dari Pertamina, jika tidak dilakukan pengendalian, maka ketersediaan BBM bersubsidi hanya cukup hingga 19 Desember," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, Disperindagkoptan sudah memiliki tim yang ikut memantau kondisi SPBU setelah dilakukan pengendalian BBM bersubsidi. "Dari hasil pantauan di 16 SPBU yang ada, tidak terjadi penumpukan pembeli BBM yang panjang hingga keluar SPBU," katanya.

Suyana menyebutkan, kuota BBM bersubsidi jenis premium untuk Kota Yogyakarta pada 2014 telah ditetapkan sebanyak 105.679 kiloliter dan realisasi hingga Juli telah mencapai 54 persen. Pemakaian terbanyak sepanjang semester pertama 2014 terjadi pada Mei yaitu 8.608 kiloliter, dan paling sedikit terjadi pada Februari sebanyak 7.080 kiloliter.

"Berdasarkan informasi dari Pertamina, langkah pengendalian BBM bersubsidi tersebut sudah dilakukan sejak 4 Agustus. Masyarakat tidak perlu berbondong-bondong mengantre di SPBU untuk memperoleh BBM bersubsidi karena Pertamina menjamin tidak ada kelangkaan BBM," katanya.

Sedangkan bagi masyarakat dengan ekonomi yang lebih mampu, lanjut Suyana diharapkan dapat beralih menggunakan BBM nonsubsidi. Suyana juga menyebut, pengecer BBM bersubdisi wajib menyertakan surat keterangan saat membeli premium di SPBU karena pembatasan pembelian sebanyak 20 liter per hari per pengecer masih berlaku.

Berdasarkan data dari Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, terdapat 789 pengecer di wilayah tersebut. Harga jual premium di tingkat pengecer akibat terbatasnya pasokan di SPBU mengalami kenaikan menjadi Rp 8.000 per liter.

"Hari ini cuma dapat lima liter karena stok di SPBU habis," kata Yayuk seorang pedagang premium eceran di Jalan Wiraba. Ia biasanya bisa membeli hingga 20 liter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement