Senin 25 Aug 2014 18:32 WIB

Halalbihalal Dimanfaatkan Promosi Batik Sasirangan Kalsel

 Model mengenakan pakaian batik bernuansa islami pada peragaan busana batik
Model mengenakan pakaian batik bernuansa islami pada peragaan busana batik "Serenity of Ramadhan" di Rumah Batik Danar Hadi, di Semarang, Jateng, Rabu (16/7). (Antara/R. Rekotomo)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Halalbihalal yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan hampir di seluruh Provinsi di Indonesia menjadi salah satu jalan untuk memperkenalkan kerajianan khas sasirangan ke kancah nasional maupun internasional.

Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin di Banjarmasin, Senin mengungkapkan, dalam setiap momen halalbihalal dengan warga Kalimantan Selatan yang dilakukan setiap tiap tahun hampir di seluruh provinsi di Indonesia, selalu ditampilkan berbagai makanan serta kerajinan khas Kalsel.

Seperti halalbihalal yang dilaksankan oleh Kerukunan Keluarga Kalimantand (K3) di Islamic Center Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur pada Minggu (24/8) yang diisi dengan peragaan busana sasirangan yang menampilkan berbagai model dan motif.

Pada kesempatan itu putra-putri Kalsel, tampak anggun berlenggang lenggok di panggung menampilkan berbagai model dan motif sasirangan.

Melalui pergelaran tersebut, diharapkan menjadi salah satu ajang promosi dan pembuktian, bahwa sasirangan juga tidak kalah dengan kerajinan khas nusantara lainnya.

Menurut Gubernur, keberadaan warga Kalimantan Selatan yang menyebar ke seluruh wilayah baik di dalam negeri maupun di luar negeri akan mampu menjadi duta daerah untuk mempromosikan berbagai potensi yang ada, baik itu budaya, kerajinan dan lainnya.

"Saya berharap warga Kalimantan senantiasa dapat beradaptasi dengan baik di manapun berada, ibarat pepatah di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung," katanya.

Menurut dia, saat ini warga Kalimantan banyak yang menetap dan berkembang di berbagai daerah, di Indonesia bahkan di luar negeri antara lain Arab Saudi, Singapura, Malaysia dan negara lainnya.

Keberadaan warga Kalimantan umumnya dan Kalsel khususnya tersebut, akan bisa dimaksimalkan bila dihimpun dalam satu wadah organisasi yang secara terus menerus dilakukan pembinaan.

Mewujudkan hal tersebut, kata Rudy yang menjabat dua periode sebagai Gubernur Kalsel itu, maka berdasarkan hasil kesepakatan Kongres Budaya Banjar III di Banjarmasin pada Tahun 2013, mengamanahkan dibentuknya Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) sebagai wadah warga keturunan Banjar yang tinggal di perantauan.

KBB tambah Rudy, dimaksudkan untuk memudahkan dalam penyebutan dan sinkronisasi organisasi, sehingga lebih mudah dalam melakukan komunikasi.

KBB yang telah dibentuk dan dilantik, adalah KBB Jakarta, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. ?Untuk itulah, saya mengharapkan di Jawa Timur ini juga nantinya warga keturunan Banjar dapat pula membentuk KBB, namun tentunya Kerukunan Keluarga Kalimantan (K3) Jawa Timur tetap ada," katanya.

Pada kesempatan tersebut, juga dimanfaatkan Gubernur untuk berpamitan, bahwa silaturrahmi tahun 1435 H tersebut, merupakan halalbihalal yang ke-10 selama dia menjabat sebagai Gubernur atau halal bi halal yang terakhir dalam masa jabatannya.

"Namun demikian, bila saya diundang Insya Allah akan datang, tentunya tidak lagi sebagai Gubernur," katanya.

Menurut dia, pada sisa waktu masa jabatan sekitar 11 bulan lagi, diharapkan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, dan tentunya silaturrahmi tetap terjaga dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan itu Gubernur memberikan bantuan kepada K3 Jawa Timur berupa uang tunai senilai Rp50 juta, sebagai dukungan terhadap kegiatan K3 Jawa Timur.

Selain itu disuguhkan pula kesenian khas Banjar Madihin yang dibawakan oleh Jhon Tralala dan putranya Hendra.

Acara Silaturahmi ditutup dengan penyerahan cenderamata antara Gubernur Kalsel dengan Plt Ketua K3 Jawa Timur Kombesa (Purn) Mukmin Basuni, dan acara bersalam-salaman dengan seluruh warga Kalimantan di Jawa Timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement