Senin 25 Aug 2014 12:25 WIB

Pengiriman Premium di SPBU Denpasar Mulai Dibatasi

Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi ke kendaraan warga di sebuah SPBU di Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi/ca
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi ke kendaraan warga di sebuah SPBU di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pengiriman bahan bakar jenis premium di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Denpasar, Bali mulai dilakukan pembatasan sebanyak 16.000 kiloliter per hari oleh PT Pertamina pusat.

"Akibat pembatasan pengiriman bahan bakar premium tersebut banyak masyarakat mengantre untuk membeli bahan bakar bersubsidi itu," kata Supervisi SPBU 5480101, Denpasar, Bali, I.B Bajra Adnyana, di Denpasar, Senin (25/8).

Pihaknya menuturkan bahwa sejak PT Pertamina pusat menyosialisasikan untuk alokasi pengiriman premium dan solar bersubsidi dibatasi sebanyak 16.000 kiloliter per hari di setiap SPBU berdampak pada jumlah permintaan akan bahan bakar tersebut ke tempatnya.

Ia mengatakan bahwa pembatasan pengiriman bahan bakar tersebut sudah disosialisasikan oleh PT Pertamina pada (22/8) lalu yang hanya mengalokasikan BBM bersubsidi secara nasional sebanyak 46 juta kiloliter per hari.

"Sebelumnya PT Pertamina mengalokasikan sebanyak 48 juta kiloliter per hari secara nasional. Namun, hari ini kami hanya baru menerima 8.000 kiloliter saja," katanya.

Bajra Adnyana menuturkan bahwa untuk di masing - masing SPBU sudah dilakukan pembatasan untuk pasokan pengiriman bahan bakar premium dan solar bersubsidi tersebut sebanyak 16.000 kiloliter per hari yang sebelumnya rutin menerima 40.000 kiloliter per hari.

"Biasanya SPBU disini bahan bakar premium dan solar dikirim sebanyak 40.000 kiloliter per harinya. Namun, di masing - masing tempat pengisian bahan bakar hanya dibatasi sebanyak 16.000 kiloliter saja," ujarnya.

Ia memperkirakan pembatasan pengiriman bahan bakar premiun dan solar bersubsidi tersebut akan berakhir hingga November 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement