Ahad 24 Aug 2014 13:05 WIB

Harga Kopi di Lampung Melonjak

Rep: mursalin yasland/ Red: Muhammad Hafil
Peserta menunjukan kopi ungulan saat pameran kopi nusantara 2014 di Kementrian Perindustrian, Jakarta, Selasa (24/6).
Foto: Republika/Prayogi
Peserta menunjukan kopi ungulan saat pameran kopi nusantara 2014 di Kementrian Perindustrian, Jakarta, Selasa (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Harga biji kopi kering di wilayah perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, masih bertahan tinggi. Meski petani sedang panen, namun harga kopi masih melonjak hingga Rp 22 ribu per kg hingga Ahad (24/8).

Suroji, petani kopi di Lampung Barat, mengaku tingginya harga kopi sudah terjadi sejak Juni lalu, padahal petani masih memasuki musim panen. "Sekarang produksi panen menurun, namun harga tetap tinggi," kata Suroji, petani asal Krui, Kabupaten Lampung Barat.

Ia mengatakan para pengumpul kopi rela mendatangi sentra-sentra perkebunan kopi rakyat, dan menawarkan harga tinggi. Hal ini dipicu, minimnya produksi kopi sementara harga tinggi, dan kurs dolar terhadap rupiah juga tinggi.

Pada beberapa bulan lalu, harga biji kopi kering masih dalam kisaran Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu per kg. Kenaikan harga biji kopi kering, juga berpengaruh dengan harga kopi bubuk yang dijual pedagang.Harga kopi bubuk produksi Lampung Barat mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kg, sebelumnya Rp 35 ribu hingga Rp 39 ribu per kg.

Menurut Iwan, warga Liwa, tingginya harga biji kopi kering sebenarnya menguntungkan petani kopi, namun produksi kopi saat ini mengalami penurunan sehingga petani kopi hanya bisa menikmati tingginya harga beberapa saat.

Menurut dia, biasanya saat panen, harga biji kopi anjlok hingga Rp 15 ribu per kg. Kalaupun terjadi kenaikan hanya mencapai Rp 18 ribu per kg.

Iwan mengatakan harga kopi bubuk saat ini bergantung dengan harga biji kopi kering. Ia terpaksa menjual dengan harga Rp 46 ribu per kg, karena modal membeli biji kopi kering sudah tinggi Rp 22 ribu per kg. "Harga modalnya saja tinggi," kata pedagang di Simpang Serdang, Way Mengaku, Liwa, ibu kota Kabupaten Lampung Barat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement