Sabtu 23 Aug 2014 07:30 WIB

Sukses Jokowi di Medsos, Ini Kisah sang Konsultan

Rep: c54/ Red: Esthi Maharani
Joko Widodo
Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Keberhasilan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) memenangi pilpres disebut pengamat tidak terlepas dari kesuksesan mereka mengelola kampanye di media sosial.

Konsultan politik Jokowi-JK, Sony Subroto menceritakan, tak sekedar menjadi sarana kampanye, media sosial juga memberikan /feedback/ yang diolah kembali menjadi strategi kampanye.

Dalam bidang penelitian sosial, Sony yang juga peneliti lembaga PoliticaWave mengistilahkan berbagai informasi di media sosial sebagai /big data/.

"Sifatnya acak dan tidak terpola tapi bisa dipetakan polanya," ujar Sony, berbicara dalam diskusi "Survei dan Media Sosial dalam Demokrasi Indonesia", di Jakarta Pusat, Jumat (22/8).

Melalui perangkat lunak, Sony mengaku, dia dan tim membaca bagaimana perkembangan respon netizen terhadap Jokowi-JK. Dia menggambarkan, di acara debat pertama, sentimen positif untuk Jokowi-JK terpantau cenderung rendah.

"Tapi di debat terakhir, jauh melejit. Apalagi ketika Pak Hatta bilang 'Kalpataru' itu, itu seperti gol bunuh diri bagi mereka," ujar Sony.

Sony menceritakan, berbagai aksi kreatif di internet yang mendongkrak elektabilitas Jokowi-JK tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui sebuah rencana.

Menurut Sony, berbagai tanda pagar (tagar//hashtag/) yang menembus /trending topic/ dunia dirumuskan dengan berbagai pertimbangan.

Dia mencontohkan, ada dasar pikir di balik tagar #AkhirnyaMilihJokowi yang sukses menyita perhatian netizen.

"Jadi kami berpikir, apa kalimat yang menggambarkan terjadi perubahan sikap, entah sebelumnya pendukung pasangan nomor 1 ataupun dia /undecided voter/ disepakatilah #AkhirnyaMilihJokowi," ujar dia.

Tak hanya merangkai kata, para relawan selebritis juga kerap dilibatkan dan diberi pengarahan. Sony menyebutkan, banyak selebritis, termasuk Joko Anwar hingga Sherina, terkoordinasi dalam rencana tersebut.

Contoh lain, menurut Sony adalah kesuksesan konser "Salam Dua Jari". Dibanding acara debat, menurut dia, konser tersebut sebenarnya biasa saja karena hanya dihadiri dan disaksikan oleh 80 hingga 100 ribu orang.

"Tapi dengan media sosial, efeknya menjadi jauh lebih besar," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement