REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan perbaikan infrastruktur di sektor transportasi guna menyukseskan dan meningkatkan potensi ekowisata di kawasan Raja Ampat, Papua Barat.
"Kami melakukan pembangunan, pengembangan dan perbaikan infrastruktur transportasi, baik laut maupun udara," kata Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan dalam keterangan tertulis yang diterima di Raja Ampat, Papua Barat, Ahad (24/8).
Menurut Mangindaan, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan yang dilakukan subsektor Perhubungan Laut, Perhubungan Darat, dan Perhubungan Udara. Untuk pembangunan di sektor udara, Kemenhub membuat terminal penumpang di Bandara Omine Eduard Osok, Kota Sorong. Sedangkan untuk Bandara Rendani, Raja Ampat, Kementerian Perhubungan memperpanjang landasan udara hingga 2.400 meter dari 1.800 meter yang direncanakan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bobby R Mamahit mengatakan, dukungan dari subsektor Perhubungan Laut di antaranya adalah pembangunan dermaga Pelabuhan Waisai, Raja Ampat, sepanjang 100 meter dan pembangunan terminal penumpang.
"Sekarang Pelabuhan Waisai memiliki dua dermaga, sehingga bisa disandari oleh dua kapal berukuran 2.000 GT," ujar Bobby.
Direktorat Perhubungan Laut juga menyediakan Kapal Perintis KM Sabuk Nusantara 44 untuk dijadikan hotel terapung bagi para peserta Sail Raja Ampat 2014. Kemudian menyiagakan dua armada milik KPLP yaitu KN Kalawai dan KN Gandiwa, serta satu kapal milik Direktorat Navigasi yaitu KN Kofiau.
Kapal KM Sabuk Nusantara 44 yang merupakan kapal perintis dengan kapasitas 472 orang disulap menjadi hotel terapung. "Kami juga menangani soal perizinan pelayaran untuk para peserta yang datang menggunakan kapal sendiri, termasuk kapal wisata dan yacht," katanya.
Sedangkan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyiapkan 25 bus sedang dan dua kapal feri.