REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari terakhir muncul spekulasi adanya kader Partai Demokrat yang ingin bergabung dengan kubu Joko Widodo (Jokowi), termasuk Ruhut Sitompul.
Jubir Partai Demokrat Rachlan Nashidik mengatakan, sikap Ruhut akhir-akhir ini bukan hanya tidak mewakili garis Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun juga bertentangan dengan Demokrat.
"Suara dan perilaku politik yang dipakai oleh Pak Ruhut belakangan ini betul-betul, bukan hanya tidak mewakili tetapi bertentangan dengan garis ketua umum yang telah diambil partai. Karena itu harus kami nyatakan dia tidak mewakili kami semua yang ada di sini,” kata Rachland di Jakarta.
Spirit Demokrasi terdiri dari para aktivis sekaligus kader partai berlambang mercy yang memiliki kesamaan pandangan tentang arah dan masa depan partai.
Beberapa kader yang tergabung dalam Spirit Demokrasi antara lain Ramadhan Pohan, Mohamad Ikhsan Modjo, Ulil Abshar Abdalla, Rachlan Nashidik, Muhammad Husni Thamrin, Boyke Novrizon, Imelda Sari dan Jemmy Setiawan.
Menurut Rachland, jika tidak sesuai dengan garis keputusan SBY sebagai ketua umum adalah sikap politik individu. Begitu pula dengan sikap yang diperlihatkan Ruhut.
"Pak Ruhut punya harapan untuk Demokrat masuk. Tetapi sekali lagi saya mau katakan. Pak Ruhut, sikap bapak itu kita hargai sebagai sebagai sikap politik bapak. Pak Ruhut sendiri, tapi bukan mewakili sikap resmi partai," ujar dia.
Rachland beserta kader lainnya pun menegaskan sikap Demokrat yang tidak akan bergabung dalam pemerintahan Jokowi.
"Yang pasti adalah ketum partai, Presiden SBY mengatakan partai kami akan independen tidak masuk koalisi Jokowi mau pun Merah Putih dan kami berada dalam baris ketua umum,” kata dia.
Sebagai partai yang kalah, katanya, Demokrat lebih baik berada di luar pemerintahan. Yaitu, menjadi penyeimbang serta pengontrol pemerintahan Jokowi ke depan.
Momentum ini juga dinilai tepat untuk melakukan perbaikan secara internal untuk menghadapi kompetisi berikutnya.