REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG SELATAN -- Aktivis 98 yang juga Pemimpin Redaksi Nahdlatul Ulama Online, Savic Ali, mengatakan bahwa masyarakat harus proaktif menciptakan pemimpin yang baik untuk menciptakan kehidupan demokrasi yang baik.
"Demokrasi ialah suara banyak orang, banyak aspirasi harus didengar. Akan tetapi, buat orang yang tiran hal itu jadi persoalan," katanya di Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu.
Negara yang baik, menurut Savic yang sejak 1994 menghabiskan waktunya untuk masalah sosial itu, partipasi yang banyak dari masyarakat sangat dibutuhkan demi terciptanya perubahan yang baik.
"Kalau tidak, percuma saja. Satu faktor yang kurang di alam demokrasi Indonesia saat ini ialah partisipasi publik yang rendah," ujarnya.
Pada pelatihan Civic Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL) level I diselenggarakan Yayasan Satunama di Rumah Retreat Ngison Nando, Kalianda, Lampung Selatan sejak 17--24 Agustus, Savic mengharapkan masyarakat harus punya pengetahuan politik.
"Misalnya, banyak orang ikut jadi tim sukses, tetapi tidak ikut berpolitik," tuturnya.
Hal lain yang harus dilakukan masyarakat, menurut dia, ialah penguatan sistem pengawasan.
"Demokrasi bisa jalan lebih baik jika ada kesetaraan. Kalau ada raksasa, yang kecil bisa terinjak, 'balancing of power' itu penting," kata pria kelahiran Pati, Jawa Tengah itu.
Sementara itu, Senior Coordinator (Building, Bridging, and Strengthening Democracy) Yayasan Satunama Insan Kamil mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen memperkuat "civic movement" pada arena masyarakat sipil melalui "civic education".
Untuk tujuan tersebut, Satunama bekerja sama dengan Komite Lampung untuk Demokrasi menyelenggarakan pelatihan Civic Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL) level I di Lampung.
Tujuan kegiatan tersebut, kata dia, antara lain untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang konsep, nilai, dan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi serta relasi keduanya pada era globalisasi.