REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Hingga 1 Januari 2014 ada 938 Puskesmas (sekitar 9,8 persen) dari total Puskesmas di Indonesia yang belum memiliki dokter umum dan banyak Puskesmas yang tidak memiliki tenaga kesehatan lainnya seperti dokter gigi, perawat maupun bidan.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Usman Sumantri dalam temu media di Jakarta, Jumat, mengaku kesulitan dalam meratakan distribusi tenaga kesehatan tersebut karena merupakan kewenangan daerah.
"Puskesmas kosong bukan hanya karena gak ada yang mau kesana, tapi juga karena daerah tidak begitu peduli dengan fasilitas. Ada puskesmas yang tidak dilengkapi dengan peralatan maupun perumahan bagi dokternya," ujar Usman.
Selain kekurangan dokter umum, dokter gigi juga merupakan tenaga kesehatan yang tidak dimiliki oleh 4.121 puskesmas (42,9 persen), perawat juga tidak ada di 255 (2,7 persen) puskesmas serta bidan yang tidak ada di 364 (3,8 persen) puskesmas.
Pada tahun 2006, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Indonesia sebagai satu dari 57 negara yang mengalami krisis sumber daya manusia kesehatan.
Sementara itu, untuk mengisi kekurangan tenaga tersebut, Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Tritarayati mengatakan pemerintah melakukan berbagai program seperti internship dokter Indonesia maupun program tugas belajar.
Program internship pada tahun 2010-2014 tercatat sebanyak 11.839 dengan 8.042 diantaranya berhasil menyelesaikan internship.
Sedangkan untuk program tugas belajar Kementerian Kesehatan tercatat jumlah penerima bantuan biaya pendidikan tahun 2008-2013 sebanyak 5.888 orang untuk program studi beragam yaitu Diploma 4, Strata 1, Strata 2 dan Strata 3.