Jumat 22 Aug 2014 18:18 WIB

Kadin: Pola Pikir Pelaku UMKM Harus Diubah

Usaha kecil dan menengah (UMKM) di harus siap menghadapi pasar bebas ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015
Foto: Antara/Noveradika
Usaha kecil dan menengah (UMKM) di harus siap menghadapi pasar bebas ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pola pikir pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus berubah agar nantinya berpengaruh terhadap masa depan bisnis yang dijalankan, kata General Manajer Perdagangan, Pelatihan, dan Pusat Informasi Kadin Jateng Gendut Marjoko.

"Jangan berpikir sebagai UMKM tetapi berpikirlah sebagai pelaku usaha karena ini sangat berbeda, dengan memiliki pola pikir bahwa mereka ini pelaku UMKM maka akan sulit untuk mandiri," ujarnya di Semarang, Jumat (22/8).

Menurutnya tidak jarang pelaku UMKM yang datang ke Kadin hanya untuk meminta bantuan modal padahal yang seharusnya dipikirkan bagaimana membuat produknya terlebih dahulu.

"Kalau yang diutamakan adalah modal akan kelihatan orang tersebut hanya mencari uang tetapi kalau mencoba produksi dahulu baru kemudian mencari pasar itulah yang dinamakan pelaku usaha," ujarnya.

Jika dalam perjalanannya pelaku usaha ini mulai menerima pesanan dan ternyata kekurangan modal maka barulah mereka disarankan untuk mencari bantuan modal untuk memenuhi pesanan tersebut.

"Yang masih banyak terjadi adalah orang mengaku pelaku UMKM datang kemudian minta modal, setelah kami tahu produk yang dihasilkan ternyata masih sangat buruk kualitasnya, ini sangat disayangkan," jelasnya.

Pihaknya mengaku para pelaku usaha terutama yang sedang merintis, banyak diajarkan cara berjualan dengan langsung melakukan praktik.

"Ibarat latihan menyetir, kami tidak memberikan teori di kelas tetapi langsung diajarkan di jalan, begitu juga dengan usaha, kami berupaya langsung mengenalkan mereka kepada buyer, tentu mereka yang kami kenalkan ini adalah yang sudah dapat menghasilkan produk kualitas baik," jelasnya.

Oleh karena itu pihaknya terbuka kepada pelaku usaha yang ingin melakukan konsultasi terkait barang produksinya. Marjoko mengatakan salah satu hal yang masih sering dikonsultasikan yaitu kemasan.

"Kami memang tidak memberikan pelatihan tetapi hanya cukup mencontohkan ini kemasan yang baik, selanjutnya mereka akan belajar dari contoh tersebut, jika sudah memenuhi kriteria maka kami siap membantu dalam hal promosi dan pemasaran," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement