Jumat 22 Aug 2014 18:06 WIB

Penyakit Kuning Masih Kendala Utama Petani Lada

Lada
Foto: [ist]
Lada

REPUBLIKA.CO.ID, MUNTOK -- Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Barat, Kapulauan Bangka Belitung menyatakan penyakit kuning pada tanamn lada masih menjadi kendala utama para petani untuk mengembangkan usaha perkebunan unggulan tersebut.

"Biasanya penyakit kuning menyerang pada musim kemarau, penyakit ini menghantui para petani karena bisa mengakibatkan gagal panen," ujar Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Barat, Saukani di Muntok, Jumat (22/8).

Ia menjelaskan, tanaman lada memang cukup rentan terserang hama dan penyakit sehingga dianjurkan bagi para petani untuk selalu memilih bibit unggul yang sudah dianjurkan dan melakukan perawatan berkala agar tanaman tidak rentan terserang berbagai penyakit.

"Kami perkirakan sekitar 10 persen tanaman lada di Bangka Barat terserang penyakit berbahaya, untuk itu kami terus mengoptimalkan penyuluh untuk terus memberikan bimbingan dan pendampingan kepada para petani untuk menerapkan pola perawatan tanaman sesuai standar," kata dia.

Ia mengatakan, pada saat tanaman lada tersebut terserang penyakit kuning, tanaman tersebut akan menjadi kerdil, menguning dan mati secara perlahan-lahan. Penyakit tersebut juga akan menyebar ke tanaman lada lainnya dalam jangka waktu lama.

Menurutnya, tanaman lada yang rentan erhadap penyakit kuning adalah tanaman yang ditanam di lahan yang kurang mendapatkan perawatan dengan baik. "Sebagai upaya antisipasi penyakit berbahaya ini, kami harapkan petani sejak masa pratanam sudah menyiapkan lahannya dengan baik sesuai anjuran yang mempertimbangkan kelembaban dan kebersihan lahan tersebut, selain menanam bibit unggul yang sudah diajurkan," kata dia.

Selain penyakit kuning, kata dia, penyakit busuk pangkal batang juga menjadi salah satu penyebab masih banyaknya tanaman lada yang mati. "Busuk pangkal batang ini cukup berbahaya karena jika tanaman terkena gejala tersebut hanya akan bertahan sekitar 15 hari dan langsung mati, bahkan penyakit ini juga bisa menular dengan cepat ke tanaman yang ada di sekitarnya," kata dia.

Selain memberikan pendampingan langsung kepada para petani, kata dia, pemkab juga menggelar Sekolah Lapangan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (SLPHT) kepada kelompk tani serta Pelatihan organisme pengganggu tanaman lada.

"Ke depan, pola pelatihan seperti itu akan terus kami gulirkan kepada kelompok tani agar target produksi 1,4 ton per hektare per tahun bisa tercapai sekaligus mampu mengembalikan kejayaan "muntok white pepper" di pasar internasional," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement