Jumat 22 Aug 2014 15:48 WIB

Langkah Prabowo-Hatta Bisa Jadi Bumerang

Rep: c83/ Red: Mansyur Faqih
Sepeda pedagang kopi keliling tergeletak ditinggalkan saat bentrokan terjadi di Jl Thamrin, Jakarta, Kamis (21/8). Massa pendukung Prabowo-Hatta sempat terjadi bentrokan dengan petugas keamanan, dan sempat ditembakkan gas air mata.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Sepeda pedagang kopi keliling tergeletak ditinggalkan saat bentrokan terjadi di Jl Thamrin, Jakarta, Kamis (21/8). Massa pendukung Prabowo-Hatta sempat terjadi bentrokan dengan petugas keamanan, dan sempat ditembakkan gas air mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dianggap hanya akan membuat bumerang bagi koalisi Merah Putih jika tetap ingin meneruskan sengketa pilres ke ranah hukum dan politik selanjutnya. Karena langkah tersebut akan menimbulkan citra negatif bagi Prabowo-Hatta dan tim.

"Jika masih diteruskan, akan mendapat label yang kurang bagus dari masyarakat," ujar sosiolog Universitas Sebelas Maret, Supriyadi saat dihubungi Republika, Jumat (22/8).

Ia menjelaskan, proses pilpres yang begitu panjang sangat mengganggu kehidupan sosial masyarakat. Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus maka masyarakat akan mengalami depresi sosial yang cukup berat. 

Hal itu karena kehidupan normal masyarakat menjadi terganggu dengan adanya demonstrasi, langkah hukum dan poltik. Masyarakat pun menjadi lelah dan bosan.

"Idealnya setelah pemilihan pilpres usai, kehidupan akan berjalan normal, masyarakat akan memikirkan pilpres lagi lima tahun ke depan. Namun jika seperti ini maka mengganggu masyarakat yang ingin mencari makan, berkerja dan lain sebagainya," katanya.

Ia menambahkan, jika tim Prabowo-Hatta tetap ingin melakukan langkah politik selanjutnya maka sebaiknya dilakukan dengan cara yang wajar. Seperti bersama  DPR mengawasi kinerja pemerintah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement