Kamis 21 Aug 2014 18:09 WIB

Soal Peci dan Kerudung, Ini Sikap MUI Bali

Rep: ahmad baraas/ Red: M Akbar
Muslim Bali
Foto: Republika/Fitria Andayani
Muslim Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali, enggan mengomentari kasus protes sejumlah warga terhadap penggunaan kerudung dan peci bagi karyawan beberapa perusahaan di Bali. Peci dan kerudung dikenakan sebagai apresiasi terhadap perayaan Idul fitri.

Penasihat MUI Bali, H Roichan Muchlis, mengatakàn MUI menilai pengenaan kerudung dan peci bukan masalah agama. Tetapi hal itu lebih bersifat sebagai masalah budaya perusahaan bersangkutan.

 "Kalau agama kan dilaksanakan setiap saat, bukan hanya saat lebaran saja. Lagi pula kalau agama kan hanya dikenakan oleh orang muslim, bukan semua pemeluk agama," kata Roichan kepada Republika di Denpasar, Kamis (21/8) .

Dikatakannya, kasus kerudung berbeda dengan kasus jilbab pada beberapa sekolah di Bali. Kalau masalah jilbab jelas masalah kesadaran menjalankan kewajiban agama, sedang kasus peci dan kerudung merupakan budaya atau kebijakan perusahaan.

Wakil Sekretaris Forum Komunikasi Ummat Beragama (FKUB) Provinsi Bali itu mengatakan, protes kerudung itu juga tidak pernah dibicarakan dalam FKUB. Jadi nilai Roichan, protes itu juga bukan mewakili umat Hindu, melainkan oleh orang-orang yang terlalu peka.

 "Jadi ini bukan masalah antarumat beragama, tapi dengan beberapa perusahaan itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement