REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Saat berwisata ke berbagai tempat, wisatawan kerap terpana dengan keindahan sebuah tempat. Jadi, Ia melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim yakni melaksanakan shalat lima waktu.
Banyak juga, wisatawan muslim yang sangat taat menjalankan kewajibannya. Jadi, di sela-sela perjalanan wisatanya, Ia akan mencari tempat shalat. Sayangnya, beberapa tempat wisata, tak melengkapi fasilitasnya dengan mushala atau masjid. Wisatawan pun, menjadi kebingungan saat akan melaksanakan shalat.
Berbeda dengan objek wisata lainnya, Nusa Tenggara Barat (NTB) sangat memperhatikan ibadah seyamua wisatawannya. Oleh karena itu, kota yang dikenal dengan daerah seribu masjid, seribu pesantren dan seribu tahfiz tersebut mematangkan konsep wisata syariah. Dengan konsep ini, semua wisatawan akan memiliki ketenangan saat berwisata. Salah satu provinsi yang dibidik agar wisatawannya bisa menikmati wisata syariah ini adalah Provinsi Jabar.
''Kami promosi wisata syariah ini ke Bandung karena membidik wisatawan asal Jabar. Kan mayoritas muslim,'' ujar Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Taufan Rahmadi kepada wartawan saat Promosi Wisata Lombok di Bandung, Kamis (21/8).
Taufan mengungkapkan, NTB akan fokus mengembangkan wisata syariah karena, Lombok adalah pulau seribu masjid dan penghapal Alquran. Bahkan, saat ini dipimpin oleh gubernur termuda yang juga penghapal Alquran. Semua wisatawan yang datang ke Lombok, nanti bisa merasakan langsung bagaimana kehidupan pesantren. ''Pengembangan wisata syariah ini jadi konsentrasi kami. Tapi, tanpa meninggalkan wisata yang umum,'' katanya.
Selain promosi ke pasar lokal, kata dia, NTB pun membidik pasar Timur tengah. Di antaranya promosi ke Abudabi, Jeddah dan Malaysia. Program promosi ke negara-negara tersebut didukung oleh alumni Timur Tengah. ''Wisata syariah sedang menjadi trend dunia. Thailand saja yang muslimnya cuma 1 persen bisa menjual holiday syariah. Korea Selatan juga punya program yang sama,'' katanya.