REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengajak seluruh rakyat Indonesia menerima, mengindahkan dan menghormati apapun keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai perkara perselisihan hasil pemilu presiden 2014.
"Ya, karena inilah yang harus kita tunjukkan, yakni sikap taat asas berkonstitusi sebagai orientasi dalam hidup berbangsa dan bernegara," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din kepada wartawan seusai membuka Kejurnas Dewasa Tapak Suci Putra Muhammadiyah XVI, di Gelora Manahan Solo, Jawa Tengah, Kamis (21/8).
Ia mengatakan bahwa MK adalah perisai sekaligus pengawal konstitusi. Keputusan Mahkamah Konstitusi bersifat final dan mengikat. Untuk itu semua pihak hendaknya menyikapi dengan legowo.
"Tidak perlu ada yang marah-marah, tidak perlu ada yang mentang-mentang menang dan yang kalah juga jangan marah-marah. Tidak perlu ada perpecahan di dalam tubuh bangsa ini," katanya.
Ia mengatakan, rekonsiliasi atau islah dalam agama memang mutlak perlu, yang menang merangkul yang kalah, yang kalah memberikan ucapan selamat pada yang menang. Untuk kemudian bersama-sama membangun bangsa.
"Baik ada perpecahan atau tidak, islah diperlukan. Kita perlu rukun dan damai. Silaturahim kebangsaan perlu kita kembangkan. Karena seluruh bangsa dan rakyat Indonesia ingin hidup harmonis," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah.