REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional menyatakan partainya siap untuk menjadi partai oposisi lima tahun ke depan jika Mahkamah Konstitusi (MK) memenangkan pasangan capres-cawapres, Jokowi-Jusuf Kalla.
"PAN siap berkoalisi permanen dan beroposisi," kata Ketua DPP PAN Joncik Muhammad di Palembang, Rabu.
Menurut dia, untuk oposisi itu sudah diputuskan secara nasional di DPP PAN. Sementara mengenai pimpinan DPR RI ia mengatakan, ke depan pihaknya akan menggiring Partai Golkar untuk menjadi pimpinan DPR RI, karena perolehan suaranya besar pada pemilu lalu.
Mengenai siapa yang akan ditunjuk Partai Golkar, mereka tidak mengetahuinya. "Siapa orang Golkar, kita tidak mau mencampuri, nanti Ketuanya dari Golkar, lalu Wakil Ketuanya ada Gerindra , PAN, PKS, PPP," katanya.
Ia mengatakan, kalau diluar Partai Demokrat ada 53,8 persen, kalau dengan Demokrat maka 63 persen.
Ia menuturkan, karena Partai Demokrat ada pernyataan Ketua Umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono, mereka menjadi penyeimbang, tidak masuk koalisi permanen dan koalisi pemerintahan.
"Jadi, mereka akan melihat situasi, melihat isu dan melihat program, tapi dengan tanpa demokratpun, kita sudah 53,8 persen, kalau ini berjalan kita bisa mengawal pemerintahan lima tahun kedepan," ujarnya.
Ia merasa sangat yakin, kalau Ketua DPR RI dari koalisi permanen, karena sudah 53,8 persen. "Sangat yakin dan kita yakin Partai Demokrat tidak berselingkuh," tuturnya.
Koalisi permanen sampai ke daerah dan pihaknya sudah membuat surat masing-masing DPW dan DPD untuk bersama-sama koalisi merah putih ini dalam memperjuangkan kepentingan rakyat termasuk konfigurasi penyusunan alat kelengkapan DPR, DPRD, pimpinan DPRD, kepala daerah, komisi, semuanya koalisi merah putih, katanya.