Rabu 20 Aug 2014 15:08 WIB

Normalisasi Waduk Surilang Mangkrak

Rep: C81/ Red: Djibril Muhammad
Waduk, ilustrasi
Waduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Normalisasi Waduk Surilang yang yang letaknya di jalan Surilang RT. 04 RW. 03 Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur terhenti. Akibatnya, warga sekitar waduk masih sering terkena banjir.

Waduk yang luasnya 2,5 Hektare tersebut, terlihat kotor dengan sampah mengapung dan tidak terawat. Bahkan, pascapengerukan yang dilakukan pada akhir tahun 2013 sepanjang bantaran waduk dibiarkan begitu saja tanpa dirapikan.

Hal ini menimbulkan warga yang bermukim di sekitar waduk kerap dilanda banjir imbas air waduk meluap. Padahal, salah satu tujuan normalisasi Waduk Surilang adalah untuk mengurangi banjir yang kerap merendam kawasan Kelurahan Gedong.

Salah satu yang perlu diperhatikan pada normalisasi waduk Surilang adalah perluasan saluran pembuangan menuju kali Ciliwung. Dari pantuan di lokasi menemukan saluran pembuangan yang melintas di pemukiman warga di Kelurahan Gedong nampak tidak terawat.

Bahkan di sejumlah titik ditemukan saluran semakin mengecil akibat proyek pembangunan rumah warga. "Saluran pembuangan dari hulu hanya memiliki lebar kurang lebih 2 Meter, namun semakin ke hilir saluran pembuangan semakin kecil. Paling hanya 1 meter saja di kali Ciliwung," ujar Sukirno, 51, salah satu tokoh masyarakat dan pemerhati lingkungan di kediamannya di Kelurahan Gedong, kemarin (19/8).

Pengerjaan normalisasi waduk yang menyerap anggaran untuk pengadaan tahun 2013 sebesar Rp 8 Miliar dan tahun 2014 sebesar Rp 5 Miliar sudah terhenti sejak akhir 2013.

Program normalisasi waduk yang ditargetkan selesai tahun 2017 sudah berdampak pada tempat tinggal warga di tiga RW yakni RW 01, 03 dan RW 12 Kelurahan Gedong.

Menurut Sukirno, sekurang-kurangnya 9 ribu meter persegi lahan milik warga sudah dibebaskan pada 2004-2005. Lahan milik warga itu berada di RT 9 RW 12 , RT 01 RW 01, RT 6 RW 12, RT 04 RW 03.

Tidak hanya itu, sebagian warga pemilik keramba pun tergusur tanpa memperoleh hak ganti rugi. Bahkan mereka kini memilih menutup usahanya karena banyak ikan yang mati setelah proyek normalisasi waduk berjalan.

"Kami merasa tidak ditanggapi, bahkan mereka datang dengan satu alat berat dan mengacak-acak waduk saja," papar Sukirno.

Senada dengan pernyataan Sukirno, Andi, 26, mengatakan, kini dirinya mengaku cukup sulit untuk memperoleh ikan di waduk Sulirang.

Menurut Andi, sebelum di normalisasi dirinya dapat menangkap ikan 5 hingga 7 kg setiap harinya, sedangkan pascanormalisasi dirinya hanya mampu mendapatkan ikan 1 hingga 2 kg saja setiap harinya.

Menurut warga yang tinggal di RT 04 RW 09, tidak hanya kesulitan mendapatkan ikan, tetapi tempat tinggalnya kini makin tinggi terendam banjir akibat luapan waduk Surilang. "Dulu sebelum di normalisasi banjir paling hanya satu meter saja, tapi kini bisa dua Meter air merendam rumah kami," ujar Andi.

Sukirno dan Andi hanya berharap pemerintah bisa mempercepat proyek pengerjaan normalisasi waduk Surilang, sehingga warga yang tinggal di sekitar waduk dapat segera merasakan manfaatnya.

Menanggapi hal itu, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Jakarta Timur Adriansyah mengatakan, pihaknya menunggu Surat Perintah Tugas (SPT) dari Dinas terkait.

Menurut Adriansyah, pada rapat belum lama ini walikota sudah mengintruksikan kepada Kepala Sudin PU Tata Air untuk segera mengeluarkan SPT, agar normalisasi waduk Surilang segera dikerjakan. "Tahun ini musyawarah lambat sehingga anggaran tidak bisa dicairkan," ujar Adriansyah.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement