Rabu 20 Aug 2014 10:47 WIB

Biofarma Mulai Mendobrak Zona Aman Vaksin

Rep: niken paramitha/ Red: Taufik Rachman
A staff shows new vaccine made by Biofarma, recently.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
A staff shows new vaccine made by Biofarma, recently.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Industri vaksin Indonesia masuk dalam zona nyaman. Pasalnya hingga saat ini Indonesia masih bergantung dengan negara lain dalam pengadaan bahan baku pembuatan vaksin.

Direktur Utama PT Biofarma Iskandar, mengungkapkan umumnya bahan baku dibeli dari Cina dan India kemudian dirakit di Indonesia. "Kalau adem ayem aja sih santai. Ketika dolar menguat baru semua kelimpungan," ujarnya di Jakarta.

Karena itu Iskandar menambahkan, pola ini harus dirubah. Para penggiat industri vaksin Indonesia menurutnya harus mengubah paradigma yang salah ini dengan menciptakan benihnya sendiri. Karena alternatif untuk memurahkan obat adalah dengan membuat bahan bakunya sendiri.

Iskandar menyebutnya harus ada kemandirian. Salah satunya adalah dengan pengadaan platform teknologi pembuatan vaksin yang harganya tak murah. "Zona yang tidak nyaman ini harus ditebus dengan keringat dan darah," katanya.

Hanya saja tentu pembuatan benih vaksin butuh waktu yang panjang. Butuh 10-20 tahun.  Akhirnya investasi yang ditanamkan juga tak sedikit."Tahan nafas sampai 10 tahun itu yang tidak tahan oleh industri," imbuhnya.

Biofarma sendiri saat ini diungkapkan Iskandar mulai mengambil langkah membeli platform teknologinya dari negara maju. Selagi menunggu kesiapan bahan baku vaksin buatan sendiri, Biofarma masih membelinya dari Cina.

"Strateginya kita pakai dua cara, selama 10 tahunan bahan bakunya kita ambil dulu dari cina kalau sudah jadi benih (buatan sendiri) kita buat sendiri vaksinnya," ungkap Iskandar.adv

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement