REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Agenda Muktamar PKB di Surabaya pada 31 Agustus hingga 1 September mendatang hampir dipastikan tidak akan menggeser kursi ketua umum. Sejumlah kalangan internal menilai, posisi Muhaimin Iskandar sebagai pemimpin partai belum bisa tergantikan.
“Kalau soal itu saya optimistis muktamirin akan secara aklamasi tetap mendukung Cak Imim. Suara cabang-cabang masih menghendaki beliau memimpin PKB,” kata Ketua DPP PKB Helmy Faishal Zaini di Jakarta, Senin (18/8).
Helmy menyatakan, sosok Muhaimin memiliki karakter kepemimpinan yang melekat kuat, baik ide maupun basis massa. Sebagai pemimpin PKB, kata dia, Muhaimin memiliki dua keunggulan sekaligus yang tidak dimiliki kader lain.
“Pertama, beliau itu bergaris darah langsung dengan Mbah Bisri Syansuri dan Mbah Hasyim pendiri NU. Garis dzurriyah ini penting dalam politik NU. Kedua, beliau juga tokoh aktivis yang berproses mulai dari bawah. Kelengkapan ini yang tidak dimiliki kader lain,” kata menteri pembangunan daerah tertinggal tersebut.
Dengan dua keunggulan tersebut, menurut Helmy, Muhaimin selama menahkodai partai terbukti berhasil mengorganisasi berikut menjembatani kepentingan warga Nahdliyin dengan baik. Secara organisatoris, kata dia, Muhaimin mampu mengembangkan SDM kader partai hingga memperkenalkan kepada sistem kepartaian modern yang jauh lebih maju dari sebelumnya.
Helmy melanjutkan, selain aklamasi terhadap kepemimpinan Muhaimin, dalam Muktamar besok, PKB juga akan membahas program kerja selama lima tahun mendatang. "Membahas penguatan organisasi partai, dan persiapan menghadapi pemilu serentak pada 2019," kata anggota DPR terpilih periode 2014-2019 dari Dapil NTB itu.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP PKB Lukmanul Khakim menyatakan, kepemimpinan Cak Imin mampu menaikkan suara PKB sampai di Pileg 2014. Modal itu membuatnya layak untuk memimpin partai bentukan Gus Dur tersebut selama lima tahun ke depan.
“Cak Imin sungguh cerdas dalam memimpin partai ini. Selain mampu menaikkan suara PKB 100 persen, beliau juga mampu memenangkan pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres lalu,” tambahnya.
Menurut Lukman, sosok Cak Imin banyak disukai karena mudah bergaul dengan siapa pun, baik dengan elite politik maupun kalangan biasa. Ditambahkannya, dalam kancah politik nasional Cak Imin juga sangat visioner dalam melakukan langkah-langkah politik PKB.
“Untuk itu, tidak ada alasan untuk tidak menjadikan beliau sebagai ketua umum PKB mendatang. PKB masih sangat membutuh kecerdasan dan jiwa visioner beliau dalam menjalankan roda partai di masa mendatang."