REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemberlakuan waktu sekolah menjadi lima hari dalam sepekan disetujui oleh Pemprov Jabar. Aturan baru ini akan diterapkan, seiring diberlakukannya kurikulum 2013 yang mengakibatkan jam pelajaran menjadi padat.
''Pengurangan hari sekolah tersebut, tidak akan mengurangi kualitas pembelajaran siswa,'' ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada wartawan belum lama ini.
Menurut Heryawan, meskipun beban pelajaran yang diterapkan saat ini bertambah, tidak harus diikuti dengan penambahan hari sekolah.
"Mudah-mudahan, cukup dengan lima hari. Jadi, kalau sekolah sampai Sabtu pulangnya jam 12.00 WIB. Sekarang karena sampai Jumat, pulangnya jam 4 sore. Sama saja kan," kata Heryawan.
Heryawan menilai, pemberlakuan kurikulum 2013 cukup efektif diterapkan di daerah-daerah. Karena sampai hari ini tidak ada daerah yang menemui persoalan.
Menurut Sekretaris Komisi E DPRD Jabar Yod Mintaraga, penerapan waktu sekolah menjadi lima hari tersebut harus dikaji dari berbagai aspek. Sebab, Ia ingin kebijakan tersebut memberikan dampak yang signifikan, terutama terhadap kualitas pembelajaran siswa.
"Jadi ini bukan persoalan setuju atau tidak setuju. Selain itu, keputusan yang diambil harus disesuaikan dengan kebijakan," kata Yod.