REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bursa calon ketua umum Partai Golkar sudah ramai dengan munculnya sejumlah nama. Mulai dari tokoh senior, hingga sosok muda partai berlambang Pohon Beringin itu. Suara Jusuf Kalla (JK) disebut dapat menentukan siapa yang akan memimpin Golkar.
Pandangan tersebut muncul apabila JK nantinya resmi menjadi wakil presiden RI. Namun, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menilai suara yang menentukan adalah para pimpinan partai di tingkat daerah, DPD I dan DPD II.
"Merekalah yang berdaulat untuk menentukan siapa jadi ketum. Bahwa ada masukan dan pendapat, ya bisa saja sebagai satu masukan," kata dia di Cibinong, Kabupaten Bogor, Ahad (17/8).
Akbar menyerahkan sepenuhnya mekanisme pemilihan ketua umum Golkar pada agenda munas. Ia menyebut pimpinan daerah partai yang nantinya akan menentukan dan memutuskan siapa yang akan menjadi ketua umum.
"Tentu kita mencari tokoh paling tepat, paling mumpuni untuk membawa partai bisa kembali meraih posisi-posisi yang terhormat, yang di-respect dalam perjuangan politik dalam kurun waktu lima tahun," kata mantan ketua umum Golkar itu.
Sejumlah nama yang muncul antara lain Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Selain itu ada juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Syarif Cicip Sutardjo, kemudian Mahyudin, Airlangga Hartarto, dan Priyo Budi Santoso.
Akbar tidak mempermasalahkan apakah tokoh senior atau muda yang akan menjadi pimpinan. "Yang penting komitmen kepada partai, dedikasi, prestasi, loyalitas pada partai itu juga tentu sudah teruji sehingga orang itu pantas atau tepat jadi ketum partai," ujar dia.