Ahad 17 Aug 2014 02:44 WIB

Sambut HUT RI, Muhammadiyah: Umat Islam Harus Jadi Penentu Nasib Bangsa

Rep: C57/ Red: M Akbar
Ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin (tengah) ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, dan ketua umum Aisyiyah, Prof Dr Siti Chamamah dikenalkan pada undangan acara perkenalan pengurus baru kedua ormas keagamaan tersebut, di Jakarta, Kamis (18/8/2005)
Foto: Bismo Agung/Republika
Ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin (tengah) ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, dan ketua umum Aisyiyah, Prof Dr Siti Chamamah dikenalkan pada undangan acara perkenalan pengurus baru kedua ormas keagamaan tersebut, di Jakarta, Kamis (18/8/2005)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nasir, menyatakan umat Islam harus menjadi penentu nasib bangsa dalam menyongsong 69 Tahun Kemerdekaan Indonesia.

"Umat Islam besar jasanya dalam menentukan berdirinya NKRI. Jadi umat Islam harus menjadi penentu nasib bangsa Indonesia," tutur Haedar saat dihubungi ROL Jumat (16/8) malam.

Menurut Haedar, umat Islam dari seluruh komponen harus bersatu untuk memajukan Indonesia. Warnai Indonesia dengan nilai-nilai Islam dan Pancasila.

Ummat Islam, papar Haedar, harus mewujudkan Indonesia menjadi negeri yang penuh kebaikan dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT (Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur).

Bagi umat Islam, cinta tanah air telah melekat dalam jiwanya sehingga keislaman dan keindonesiaan merupakan alam pikiran yang menyatu dan tidak terpisah.

Selaku penduduk mayoritas, jelas Haedar, ummat Islam juga harus menjadikan Indonesia sebagai rumah sendiri. Jangan sampai ummat Islam merasa asing di negeri sendiri.

Memperingati HUT RI ke 69, lanjut Haedar, harus dilakukan dengan cara lebih subtantif ke arah penghayatan spirit, pemikiran, dan cita-cita nasional 1945.

Cita-cita nasional Indonesia ialah menjadikan Indonesia maju, adil, makmur, bermartabat dan berdaulat. Jadi, tidak berhenti pada seremonial dan sekadar kegiatan kemeriahan.

Haedar menyatakan para penyelenggara negara harus menghayati pengorbanan para pejuang kemerdekaan dengan mengurus negara secara baik dan benar.

"Penyelenggara negara tidak boleh melakukan korupsi dan menyalahgunakan jabatan. Sedangkan warga negara harus hidup cerdas, beradab, dan berkhidmat untuk memajukan Indonesia," papar Haedar.

 

Haedar menimbau agar warga negara dan para penyelenggara negara menJauhi hidup serakah, menyimpang dan membawa kerusakan bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement