REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Setelah sempat tinggi saat Ramadhan lalu, saat ini harga ayam potong di pasar tradisional di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menurun drastis.
"Harganya jauh turun. Bulan puasa lalu kan sampai Rp34.000 per kilogram, sekarang harganya turun menjadi Rp26.000 per kilogram," kata Riris, salah seorang pedagang di Sampit, Sabtu.
Pantauan di Pasar Keramat, harga ayam potong dijual rata-rata Rp26.000 per kilogram. Penurunan harga ini terjadi karena pasokan kembali lancar setelah Idul Fitri 1435 Hijriah.
Sebagian pasokan ayam potong untuk memenuhi kebutuhan di Kotawaringin Timur (Kotim) masih didatangkan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ini lantaran peternakan lokal belum mampu memenuhi seluruh permintaan ayam di daerah ini.
Selain itu, harga ayam dari Banjarmasin terkadang lebih murah. Kondisi ini terjadi karena biaya produksi yang dikeluarkan peternakan lokal di Kotim lebih besar, di antaranya untuk membeli pakan dan bibit yang didatangkan melalui Banjarmasin.
"Pedagang tentu melihat kondisi harga. Kalau harga di peternakan lokal murah, maka beli di sini saja. Tapi selama ini lebih sering membeli dari Banjarmasin," katanya.
Masyarakat Sampit yang ingin mendapatkan harga lebih murah biasanya membeli ke Pasar Ikan Mentaya di Pusat Perbelanjaan Mentaya. Di pasar itu, pedagang melayani penjualan ayam untuk grosir dan eceran sehingga harganya biasanya lebih murah dibanding di pasar lain.
"Kalau lagi rajin, biasanya saya langsung ke pasar ikan. Tapi kalau membeli sedikit, ya cukup di Pasar Keramat saja," kata Dewi, salah seorang pembeli.
Fluktuasi harga ayam potong juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Saat harga ayam potong melambung, komoditas ini biasanya turut memicu naiknya angka inflasi di Sampit.
Sementara itu, harga daging potong di Pasar Keramat masih tinggi yaitu Rp130.000 per kilogram. Menjelang lebaran lalu harganya bahkan sempat naik menjadi Rp140.000 per kilogram.