Sabtu 16 Aug 2014 17:40 WIB

Gunung Slamet Alami Perubahan Sifat Aktivitas

Gunung Slamet mengeluarkan asap terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (2/5).
Foto: Antara//Oky Lukmansyah
Gunung Slamet mengeluarkan asap terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Gunung Slamet di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, mengalami perubahan sifat aktivitas, kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono.

"Perubahan sifat saja, bukan ancamannya. Hal demikian wajar-wajar saja bagi gunung api," katanya Sabtu (16/8). Kendati demikian, dia mengatakan yang penting adalah bagaimana ancaman bahaya terhadap masyarakat di sekitarnya.

Menurut dia, hingga kini, meskipun suara dentuman dan gemuruh masih ada, dan sering terdengar dibanding aktivitas yang lalu, radius bahaya "Siaga" Gunung Slamet tetap dalam radius empat kilometer dari puncak.

"Saat ini Gunung Slamet seperti anjing golden, gonggongannya mengaum besar dan nyaring serta tongtongannya gede, tapi cerdas, baik, dan tidak menggigit. Tentunya bila semua 'respect' terhadap Slamet, tidak masuk radius empat kilometer dari puncak Slamet," kata pria yang akrab dipanggil Mbah Rono itu.

Lebih lanjut mengenai perubahan sifat, dia mengatakan hal itu juga terjadi pada Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut dia, Merapi sebelum 2010 sifatnya selalu tumbuh kubah lava.

Dalam hal ini, kata dia, kubah Merapi yang semakin besar akan gugur, diikuti guguran awan panas. "Dunia menyebutnya erupsi tipe Merapi," katanya.

Akan tetapi setelah 2010, kata dia, Merapi merubah ciri atau tipenya dengan cara letusan eksplosif diikuti letusan awan panas. Ia mengatakan Gunung Kelud dalam kurun lebih dari 100 tahun, ciri letusannya eksplosif singkat dan dahsyat, namun pada 2007 berubah total, hanya membentuk kubah lava.

Selanjutnya pada 2014, kata dia, Gunung Kelud kembali ke ciri aslinya dengan letusan dahsyat dan singkat, abu nyaris menutupi Pulau Jawa. "Itulah alam, memainkan lakon secara jujur, bergantung pada proses saat ini, tidak harus sama dengan masa lalunya," kata dia menegaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement