REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI –- Keberhasilan Banyuwangi dalam mengakselerasi gerak ekonomi sehingga berdampak positif pada pengentasan kemiskinan mendapat apresiasi dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pidato kenegaraan peringatan HUT RI Ke-69, Presiden SBY mencontohkan Banyuwangi sebagai daerah yang mampu mengentaskan kemiskinan dari 20 persen menjadi 9 persen dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
Menanggapi hal tersebut Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas berterima kasih telah mendapat penilaian positif dari SBY. "Alhamdulillah upaya semua elemen di Banyuwangi membuahkan hasil positif. Pernyataan Presiden SBY kami maknai sebagai motivasi untuk bekerja lebih keras lagi,” kata Bupati Anas usai mendengarkan pidato kenegaraan peringatan HUT RI ke-69 di Gedung DPRD Banyuwangi, Jumat (15/8).
Saat ditanya kunci keberhasilan mampu menurunkan angka kemiskinan yang lebih dari separuh hanya dalam waktu 3 tahun ini, Bupati Anas mengatakan itu berkat strategi keroyokan banyak sektor yang ditempuh Banyuwangi. "Kami mengoptimalkan strategi keroyokan semua pihak. Karena kalau mengandalkan APBD jelas tidak mungkin karena besarannya terbatas," jelasnya.
Dia mencontohkan, saat TNI akan melakukan karya bakti, diarahkan untuk membuat program bedah rumah. Ini akan memperluas sasaran pengentasan kemiskinan yang belum terjangkau APBD. Demikian pula saat ada perguruan tinggi mengirim mahasiswa untuk tugas akhir, diarahkan untuk membantu memberdayakan ekonomi masyarakat.
"Ada mahasiswa yang Karya Kerja Nyata (KKN), kita arahkan bantu usaha mikro untuk mempercantik kemasan produknya. Bahkan kami juga secara resmi mengundang beberapa perguruan tinggi negeri ternama untuk mendorong mahasiswanya melakukan penelitian di Banyuwangi, baik untuk skripsi, tesis, maupun program doktor. Hasil penelitiannya jadi masukan bagi kami agar masalah di lapangan bisa segera dibereskan," jelas Anas dalam siaran persnya kepada ROL, Jumat (15/8).
Demikian pula strategi mendorong sektor swasta untuk berinvestasi di Banyuwangi. "Bahkan kami siapkan Camry khusus menjemput investor yang mendarat di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Ini bukan memberi keistimewaan, tapi kami sepenuhnya sadar, tanpa investasi, gerak ekonomi akan terbatas, sehingga pengentasan kemiskinan dan pengangguran bisa tersendat," paparnya.
Selain strategi keroyokan, lanjut Bupati Anas, strategi lain yang diterapkan adalah memberikan perlindungan sosial bagi penduduk miskin. Program yang digagas antara lain lewat program jaminan kesehatan masyarakat miskin baik yang masuk dalam daftar BPJS maupun tidak. “Untuk masyarakat miskin yang tidak masuk dalam daftar BPJS, kita menyediakan anggaran Rp 13 M. Para pekerja sektor informal juga kita asuransikan. Ada 1.324 pengambil gula kelapa, 600 petugas kebersihan, dan 320 juru parkir yang diasuransikan,” kata Bupati Anas.
Di bidang pelayanan dasar, akses juga terus ditingkatkan. Setiap anak, lanjut Bupati Anas, dijamin pendidikan dasarnya. Selain ada Bantuan Operasional Siswa (BOS), Pemkab menginisiasi program Siswa Asuh Sebaya, di mana secara periodik siswa yang mampu menyisikan uang sakunya untuk membantu kebutuhan belajar siswa yang tidak mampu. Program Banyuwangi Belajar dan Banyuwangi Cerdas juga menjamin hak anak untuk menempuh pendidikan, bahkan sampai bangku kuliah.
“Yang terbaru kami alokasikan beasiswa penyandang disabilitas. Ini kita jamin karena kami yakin pendidikan mampu menarik seseorang dari pusaran kemiskinan,” ujar Bupati Anas.
Di bidang pertanian, telah dibangun 600 titik irigasi untuk memasok air ke sumber-sumber pertanian di Banyuwangi.
Pemkab Banyuwangi juga terus menggerakkan sektor pariwisata. Karena, kata Anas, sektor ini melibatkan masyarakat secara langsung dan paling cepat pengaruhnya bagi perekonomian daerah. Langkah yang ditempuh mulai dari penataan wisata, membuka destinasi wisata baru, membuat berbagai event skala nasional dan internasional yang mampu mengundang banyak wisatawan.
”Pariwisata adalah sektor ekonomi yang paling tahan krisis. Pariwisata turunannya sangat banyak. Sektor ini mendorong tumbuhnya jasa transportasi, kuliner, perhotelan, dan aneka kerajinan rakyat, " pungkas Bupati Anas, yang merupakan alumnus program "Transforming Leaders" di Harvard Kennedy School of Government, Amerika Serikat, tersebut.