REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Mujianto selaku anggota Relawan Jaring Informasi Lingkar (Jalin) Selo, mengatakan, pihaknya mendapatkan rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta, bahwa pendaki dilarang melakukan kegiatan upacara di puncak Merapi.
Pendaki hanya diizinkan melakukan pendakian atau upacara di kawasan Pasar Bubar, karena Merapi yang statusnya normal aktif sulit diprediksi.
Menurut dia, kondisi di kawasan puncak tidak layak digunakan untuk menggelar upacara, karena daerahnya sangat sempit jika digunakan untuk upacara bendera. Ia mengatakan kondisi puncak Merapi pada musim kemarau saat ini, material di kawasan sangat labil, sehingga mudah longsor. Kondisi ini sangat berbahaya bagi pendaki jika jumlahnya diprediksi mencapai ratusan orang.
Dia menjelaskan menjelang peringatan HUT ke-69 Kemerdekaan RI tersebut puluhan pendaki sudah mulai ke puncak Merapi. Pihaknya memperkirakan jumlah pendaki yang sudah berdatangan mulai Kamis (14/8) akan terus bertambah hingga Sabtu (16/8) malam bisa mencapai 300 hingga 400 orang.
"Kami mengimbau pendaki yang akan menggelar upacara hanya diperbolehkan di Pasar Bubar. Pendaki tidak boleh ke puncak," katanya.