REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menambah kuota pendaki yang boleh naik ke Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang, Jawa Timur. Penambahan itu dilakukan menyambut peringatan hari kemerdekaan RI, 17 Agustus 2014.
"Kami menambah kuota pendaki yang naik ke gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu dari 500 menjadi 1.000 orang per hari, khusus untuk mereka yang akan menggelar upacara 17 Agustus," kata Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari, saat dihubungi dari Lumajang, Kamis (15/8).
Hampir setiap tahun jumlah pendaki yang menggelar upacara bendera 17 Agustus di gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut meningkat, namun pihak TNBTS tetap membatasi jumlah pendaki.
"Penambahan kuota pendaki tersebut hanya berlaku selama empat hari sejak hari ini hingga Minggu (17/8), selanjutnya kuota tetap dibatasi 500 orang per hari untuk menjaga ekosistem di kawasan setempat," tuturnya.
Menurut dia, jumlah pendaki yang mendaftar melalui sistem daring atau "online" di TNBTS cukup banyak, namun khusus untuk kegiatan upacara bendera 17 Agustus tidak bisa dilayani secara daring.
"Petugas di Pos Ranu Pani akan mencatat jumlah pendaki yang sudah naik ke Semeru setiap harinya. Apabila jumlahnya sudah mencapai 1.000 orang, maka pendaki tersebut harus menunggu hari berikutnya," paparnya.
Untuk itu, lanjut dia, TNBTS akan menyiagakan sebanyak 80 petugas dengan dibantu sekitar 70 personel gabungan yang terdiri dari SAR, BPBD, TNI, dan Polri di sepanjang jalur pendakian Semeru.
"Petugas akan melakukan patroli hingga Pos Kalimati untuk mengantisipasi pendaki yang nekat naik ke puncak Semeru karena batas pendakian hingga pos Kalimati sesuai rekomendasi PVMBG yang menyatakan status Gunung Semeru masih waspada," tuturnya.
Saat ini, kata dia, suhu udara di lereng gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang tersebut berkisar 0-5 derajat celcius, sehingga pendaki diharapkan membawa perlengkapan dan perbekalan yang cukup.
"Kami melarang pendaki menyalakan api unggun, meskipun cuaca cukup dingin karena angin cukup kencang dan bisa menyebabkan kebakaran di kawasan lereng Semeru," ucapnya.
Ayu mengimbau pendaki membawa sampahnya turun kembali karena pihak petugas akan memberikan tas sampah plastik yang berkapasitas 10 kilogram kepada pendaki yang akan naik ke Semeru.
"Tahun lalu, jumlah sampah yang dikumpulkan petugas pasca-Agustusan mencapai 2 ton karena banyaknya jumlah pendaki yang memadati jalur pendakian Semeru, sehingga tahun ini pendaki harus membawa sampahnya turun," ujarnya.