REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) meningkatkan pengawasan terhadap warung internet (warnet) untuk memastikan situs-situs porno tidak dapat diakses pengguna sarana tersebut. "Kami berroordinasi dengan kabupaten/kota. Kami imbau untuk lebih mengawasi, memperketat pengawasan terhadap bisnis warnet," kata Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar kepada wartawan di Bandung, Jumat (15/8).
Ia menuturkan, selama ini pemerintah mengalami kendala untuk membendung atau mencegah masyarakat membuka situs dewasa di warnet setiap kabupaten/kota. Deddy berharap, pengawasan warnet itu dilakukan dengan sekaligus memeriksa izin usaha, serta memastikan segala situs yang berunsur pornografi sudah diblokir pemilik warnet. "Kami prihatin mengenai situs porno itu, tapi sulit membendung enggak," katanya.
Selain disebabkan pengaruh pornografi di internet, menurut Deddy, kejahatan seksual dapat terjadi akibat lemahnya pengawasan orang tua atau anggota keluarga lainnya. Umumnya, lanjut dia, anak-anak korban kesejahatan seksual kurang mendapatkan perhatian dari keluarga, ditambah kondisi ekonomi yang kurang.
"Kejahatan seksual terhadap anak-anak sulit dicegah, diperlukan penanganan bersama, selain pemerintah, keluarga sangat penting agar tidak terus terulang," katanya.
Deddy menambahkan, pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak merupakan manusia yang tak bermoral. Ia menyampaikan prihatin dengan kembali muncul kasus kejahatan seksual terhadap anak di Jabar seperti yang baru terjadi di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. "Selayaknya disebut manusia tak bermoral bahkan cenderung menjurus keperbuatan seperti binatang," kata Deddy.