REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah saksi dalam sidang kasus Hambalang untuk terdakwa Anas Urbaningrum menyebut Nazaruddin sebagai pihak yang gemar mengumpulkan uang untuk keperluan di kongres Partai Demokrat (PD) 2010. Saksi Angelina Sondakh mengatakan, ia dan suaminya Adji Massaid (alm) pernah dimintai sumbangan oleh Nazaruddin.
Uang tersebut, kata Angie, diminta Nazar dengan alasan untuk keperluan gelaran pemilhan Ketua Umum (Ketum) PD dalam kongres.
“Dia minta, lalu kami kasih Rp 150 juta,” ujar eks Wasekjen PD ini di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Kamis (14/8).
Sumbangan ratusan juta ini sempat dikeluhkan oleh Nazar karena jumlahnya yang dianggap kecil. Menurut Angie, saat itu ia dan suaminya tak memiliki cukup uang karena habis digunakan untuk modal maju sebagai anggota legislatif.
Saksi lainnya, Mindo Rosalina Manulang mengatakan, Nazar selaku pemimpin perusahaan tempat ia bekerja, Permai Grup kerap menyatakan bahwa pemasukan harus terus digelembungkan. Di rapat-rapat internal, Nazar kerap meminta tim kerjanya untuk mencari proyek sebanyak-banyaknya.
Rosa tidak bertanya kepada Nazar mengapa saat itu, di kisaran 2009-2010, atasanya tersebut sangat menggebu agar perusahaanya menyaring banyak uang.
“Disampaikan seperti itu, saya disuruh cari sebanyak-banyak,” ujar eks Direktur Marketing di perushaan Nazar ini.
Apa yang disampaikan Angie dan Rosa dibenarkan oleh saksi lainnya yang juga turut hadir di persidangan. Eks Wakil Rosa di di bagian marketing perusahaan Nazar, Yulianis mengatakan, seluruh rinci keuangan yang masuk dan keluar diatur olehnya.
Untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, Nazar bahkan membuka pintu sumbangan ke beberapa pihak. “Terima (sumbangan) sampai 16 April, kalau ditotal bisa sampai 3 juta Dollar Amerika, tapi saya tidak tahu siapa saja penyumbangnya karena tanpa nama,” kata Yulianis ketika ditanya Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK.
Diungkapkan oleh Yulianis, sebagian uang yang ada di kas perusahaan dijadikan Nazar untuk membantu modal gelaran kongres PD 2010. Dia menjelaskan, beberapa kali dia ditugaskan untuk mengepak sejumlah uang untuk dikirim ke lokasi kongres dari kantor mereka di Jakarta.
“Totalnya Rp 30 miliar dan 5 juta Dollar Amerika, itu dari kas perusahaan untuk dipakai gelaran pemilihan ketua umum Demokrat,” kata Yulianis.