REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Italo Gani, pendiri dan CEO perusahaan teknologi iklan digital Adskom mengatakan pasar iklan digital di kawasan Asia Tenggara menarik sehingga berminat untuk terus menggarapnya. "Pasar iklan digital di Asia khususnya Asia Tenggara sangat menarik karena memiliki potensi pembelanjaan iklan dengan tren positif dan diperkirakan akan terus naik dari tahun ke tahun," kata Italo di Jakarta, Kamis (14/8).
Pasar iklan digital itu banyak tersebar ke situs-situs ternama dan populer di dunia maya. Setidaknya, kata Italo, di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 251 juta mencatatkan pembelanjaan iklan digital sebesar USD150 juta pada 2013.
Pada tahun yang sama, Singapura dengan penduduk sebanyak 5,4 juta mencatatkan pembelanjaan iklan digital sebesar USD138 juta. Sementara Malaysia yang berpenduduk 29,6 juta pembelanjaannya USD90 juta dan Thailand 67,4 juta penduduk membelanjakan USD97 juta.
"Memang Indonesia pembelanjaan iklan digitalnya besar tapi jika dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang berpenduduk lebih sedikit, Indonesia masih kalah dalam 'advertising expenditure-nya'. Indonesia tidak bisa dilupakan begitu saja meski Singapura dan Malaysia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun ke depan," kata dia.
Berdasarkan perkiraan eMarketer, Indonesia akan mengalami pertumbuhan hingga USD420 juta di tahun 2014 dan menjadi USD720 juta pada 2015. Sementara itu, Italo mengatakan akan mengutamakan penggarapan pasar pada empat negara untuk kawasan Asia Tenggara.
"Terdapat empat negara yang memiliki prioritas untuk dikembangkan di kawasan Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapura, Thailand dan Malaysia," katanya.
Penggarapan pasar iklan digital di Asia Tenggara itu dikatakannya akan lebih mudah setelah Adskom mendapatkan suntikan dana 1,06 juta dollar Singapura (USD850 ribu) dari empat investor, yaitu Digital Garage (Jepang), East Ventures (Singapura), Beenos Plaza dan Skystar Capital (keduanya dari Indonesia).