Kamis 14 Aug 2014 16:10 WIB

Polri: Terorisme Pakai Bendera ISIS Rekrut Anak Muda

Rep: c70/ Red: Fernan Rahadi
 Brig. Gen Boy Rafli Amar
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Brig. Gen Boy Rafli Amar

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kepolisian menggarisbawahi bahwa paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sebenarnya diadopsi dari luar negara-negara di Timur Tengah. Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Boy Rafli Amar menemukan fakta ternyata ISIS berkolaborasi dengan jaringan teror yang ada di Indonesia.

"Dia kolaborasi memakai bendera ISIS untuk merekrut anak muda. Anak-anak muda harus diselamatkan jangan sampai anak muda tergiur pada kegiatan yang mengarah pada kekerasan," kata Boy di Bekasi, Kamis (14/8).

Hal tersebut dikatakannya saat menyambangi SMAN 13 Kota Bekasi dalam rangka mengapresisasi adanya ekstrakulikuler klinik Pancasila. SMAN 13 Kota Bekasi juga dijadikan sekolah toleransi pertama di Indonesia yang mempunyai ekstrakulikuler dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila, melalui sekolah harus bisa mengajarkan tentang dasar-dasar yang ada dalam nilai Pancasila. Karena, lanjut Boy, jika nilai Pancasila tak diajarkan, hal tersebut justru bisa membahayakan generani muda Indonesia. Selain itu, generasi muda juga tak tahu identitas bangsanya.

"Ada yang ikut-ikutan berjuang (untuk ISIS) namun banyak yang akhirnya meninggal dunia. Catatan Polri keseluruhan yang ikut kesana ada 56 dan empat diantaranya meninggal dunia," tutur Boy.

Dikatakannya sangat sayang jika bangsa Indonesia berjuang untuk kepentingan yang tidak jelas. Jika dengan alasan menegaka agama Islam, untuk melaksanakan syariat Islam tertuang jelas dalam Al-Quran dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

"Kita harus waspada terhadap orang-orang yang pakai simbol agama, ISIS pakai simbol agama untuk merekrut generasi muda. ISIS bukan paham agama," ujar Boy.

Menurutnya, jika memang terbukti ISIS terkait terorisme, tentu polisi akan menerapkan hukum sesuai UU 15 Tahun 2003. Namun, tak semua orang yang bergabung dengan ISIS, terlibat dengan jaringan terorisme.

Untuk itu, kepolisian akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika menemukan seseorang terlibat masuk dalam organisaai ISIS, apakah mereka juga merupakan kelompok teroris.

"Kita lihat apa sifatnya simpatisan atau ikut-ikutan, karna disinyalir banyak yang ikut2tan. Ikut, kemudian berkumpul tapi gak ngerti ISIS sebenarnya," tambah Boy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement