REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Sebagian besar sekolah di Kota Timika, Papua, Kamis memutuskan meliburkan siswanya dari aktivitas belajar lantaran situasi keamanan di wilayah itu belum sepenuhnya kondusif.
Sebagaimana pantauan di Timika, hampir semua sekolah meminta para siswanya untuk kembali ke rumah masing-masing, meski para siswa sudah hadir di sekolah pada pukul 07.00 WIT.
"Hari ini tidak ada aktivitas belajar-mengajar di sekolah. Kami sudah perintahkan siswa untuk pulang belajar di rumah masing-masing karena situasi Timika masih rawan," ujar salah satu guru di Sekolah Yayasan Tabita Sion di bilangan Timika Indah.
Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika Nilus Leisubun mengakui kondisi tersebut.
"Saya sudah memantau aktivitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah. Kelihatan sebagian besar sepi dan tidak ada aktivitas, kantor-kantor pemerintah juga sepi," ujarnya.
Kondisi serupa terlihat di SMP Negeri 2 Timika, SMP YPPK Santo Bernadus, SD YPPK Tiga Raja, SD Negeri Kwamki II, SMA Negeri I Timika dan sekolah-sekolah lainnya.
Jajaran Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika berpesan agar sekolah berkewajiban menjaga dan mengawasi para siswa yang terlanjur datang ke sekolah sekaligus menghubungi orang tua murid untuk memulangkan mereka.
"Jangan dibiarkan anak-anak pulang sendiri-sendiri ke rumah. Kewajiban sekolah untuk mengawasi para siswa dan menghubungi orang tua murid," imbau Nilus.
Situasi kamtibmas di Timika memanas sejak ditemukannya jenazah Korea Waker, Kepala Suku Dani, di sekitar Jembatan Kali Merah, Kampung Logpon-Pigapu, Senin (11/8).
Setelah kejadian itu, lima warga Timika tewas dibunuh oleh sekelompok orang. Buntut dari kejadian itu, pada Rabu (13/8) siang hingga petang sekelompok warga bersenjatakan panah, parang dan tombak menyerang kompleks pemukiman warga di kawasan Gorong-gorong hingga Jalan Sosial Kebon Sirih.