Rabu 13 Aug 2014 06:55 WIB

Kehidupan Nelayan Tradisional Batu Bara Memprihatinkan

Nelayan (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN --  Kehidupan nelayan tradisional di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara, dewasa ini semakin memprihatinkan dan hasil tangkapan di laut juga semakin sulit didapat

"Nelayan di daerah tersebut, banyak yang tidak pergi melaut dan hanya duduk-duduk di warung kopi, karena tidak ada kegiatan," kata Ketua DPC Himpunan Nelayan Indonesia (HNSI) Kabupaten Batubara, Eddy Alwi ketika dihubungi dari Medan, Selasa (12/8).

Oleh karena itu, menurut dia, Pemerintah Kabupaten Batubara dapat memperhatikan dan memberikan bantuan kepada nelayan yang menghadapi masalah ekonomi tersebut.

"Selain itu, ribuan nelayan kecil di Batubara masih menggunakan perahu yang terbuat dari kayu, sehingga kemampuan mereka untuk menangkap ikan ke laut juga sangat terbatas," ucap Eddy.

Ia mengatakan, selama ini hasil tangkapan yang diperoleh nelayan kecil itu, hanya dapat untuk sekadar memenuhi biaya makan anak-anak dan keluarga di rumah.

Bahkan, jelasnya, akibat kondisi kehidupan nelayan yang semakin susah itu, dan banyak anak-anak mereka tidak lagi bersekolah, serta pergi menangkap ikan ke laut.

Sebahagian nelayaan tradisional di Batubara juga tidak memiliki rumah tempat tinggal sendiri, dan malainkan masih menyewa rumah masyarakat.

Sulitnya hasil tangkapan ikan di laut, juga karena masih beroperasi kapal pukat harimau (trawl) dan pukat gerandong (jaring ditarik menggunakan dua kapal.

Padahal, katanya, kedua alat tangkap tersebut dilarang Pemerintah beroperasi,karena merusak sumber hayati di laut, dan juga menimbulkan pencemaran.

Eddy berharap kepada Pemerintah dapat segera turun ke lapangan untuk menertibkan kegiatan kapal pukat harimau dan pukat gerandong yang ilegal tersebut.

"Karena alat tangkap tersebut, selama ini sangat meresahkan dan menghancurkan perekonomian dan hasil tangkapan nelayan kecil di Batubara," kata Ketua HNSI itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement