REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Perhubungan E E Mangindaan mengatakan pembangunan sarana kereta api itu mahal sekali, namun apabila sarana itu bagi rakyat, maka tidak ada yang mahal.
"Bangun kereta api itu mahal sekali, namun bagi rakyat maka itu tidak ada yang mahal," kata Mangindaan pada peresmian pencanagan pembangunan "ground breaking" jalan kereta api di Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulsel, Selasa (12/8).
Menurut dia, selain pembebasan lahan yang menelan biaya tinggi, juga penyediaan sarana perkeretaapian juga membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Dia mengatakan, dalam konsepnya setiap membangun kereta api, maka lokasi itu akan menjadi kawasan industri yang nantinya juga akan mengakses pelabuhan baik pergerakan barang maupun penumpang.
Pada pembangunan tahap pertama jalur kereta api trans Sulawesi dilakukan untuk rute Kota Makassar - Kota Parepare sepanjang 146 kilometer dengan anggaran berkisar Rp10 triliun. "Pada jalur ini akan ada 23 stasiun yang akan menjadi halte bagi penumpang atau barang yang akan diangkut atau dibongkar," ujarnya.
Sementara itu, Menko Perekonomian Chairul Tanjung pada kesempatan yang sama mengatakan, pencangan "ground breaking" kereta api di Kabupaten Barru ini merupakan sejarah pertama pembangunan sarana perkeretaapian di luar Pulau Jawa dan Sumatera.
"Saya berpikir menciptakan master plan percepatan pembagunan di KTI yakni di koridor Sulawesi, Maluku dan Papua ini, karena menyadari adanya ketidakseimbangan pembagunan di Indonesia," katanya.