REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Daerah Bali meningkatkan fungsi intelijen untuk mengantisipasi pergerakan dan bahaya dari kelompok radikal "Negara Islam Irak dan Suriah" (ISIS).
"Kami tingkatkan kegiatan deteksi oleh intelijen," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto di Denpasar, Selasa.
Ia menyatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan kepada aparat Polres dan Polsek untuk meningkatkan kegiatan deteksi dini untuk mencegah masuknya kelompok yang memiliki faham radikal itu di Pulau Bali.
"Memang ada wilayah atau kawasan di Bali yang rawan dimasuki kelompok itu," ucapnya.
Namun ia enggan menyebutkan daerah tersebut karena merupakan bagian dari fungsi intelijen kepolisian.
Sejumlah polres di Pulau Dewata, kata dia, juga telah meningkatkan kegiatan razia khususnya tengah malam untuk mengantisipasi mobilisasi kelompok kekerasan itu termasuk memantau pintu masuk di Bali.
Pihaknya juga telah meminta Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) yang tersebar di seluruh desa di Pulau Dewata untuk melakukan pengawasan terkait pergerakan ISIS.
"Semua komponen bangsa di Bali ini harus bersatu untuk ikut mengawasi ISIS termasuk aparat desa, masyarakat dan Babinkamtibmas," ucapnya.
Hery menyatakan bahwa hingga saat ini di Pulau Dewata belum ada informasi terkait pergerakan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS).
"Meski demikian tetap kami waspadai karena faham di Bali kemungkinan kecil tetapi dampak dari ISIS seperti kekerasan dan terorisme ini yang perlu diwaspadai," ucapnya.