Selasa 12 Aug 2014 00:16 WIB

Akbar Tandjung: Ical Miliki Wewenang Pecat Kader

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung, dan politikus senior Golkar Ginanjar Kartasasmita.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung, dan politikus senior Golkar Ginanjar Kartasasmita.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie disebut memberhentikan Wakil Ketua Umum Agung Laksono. Ketua Dewan Pembina Akbar Tandjung memberikan pendapatnya kepada wartawan Republika, Erdy Nasrul:

Pendapat tentang penonaktifan sejumlah kader Golkar?

Saya belum dapat info jelasnya. Ini masih harus diklarifikasi apakah benar ada penonaktifan kader. Semua ini masih harus dikonsolidasikan di internal. Situasi saat ini memang cukup politis, karena kita berada pada momentum politik yang sangat penting. Tentu banyak agenda partai yang dibicarakan dan dibuat strategi agar mencapai target.

Yang pasti, saya tetap rencanakan untuk ngobrol sama Ical dan pengurus yang lain. Kami rutin adakan pertemuan. Agendanya ya evaluasi dan mencermati situasi politik terkini. Langkah apa saja yang harus diambil partai. Dan banyak hal.

Saya juga ingin menjelaskan Golkar adalah partai yang memiliki sejarah dan pengalaman panjang. Pahit dan manis berpolitik sudah banyak dilalui. Tindakan politik dan kebijakan yang ditempuh tentunya didasari kultur dan sistem yang ada. Ini adalah acuan utama dalam mengambil tindakan.

Sistem yang dibangun Golkar sudah lama ada. Kader yang menjadi pengurus partai mencermati bagaimana sistem ini. Bagaimana relevansinya. Pertimbangan dikeluarkan dengan matang.

Apakah penonaktifan harus dilakukan?

Sebagai Ketua Umum, Aburizal Bakrie memang memiliki wewenang untuk melakukan pemecatan terhadap sejumlah kader. Namun, tentu hal itu harus tetap melalui mekanisme yang berlaku. Semua diatur dalam AD/ART partai.

Penyebab penonaktifan?

Saya belum tahu betul apa yang jadi penyebab pastinya. Tapi sejauh yang saya cermati, Agung Laksono juga sering keluarkan pendapat yang menurut pandangan tidak cocok. Mungkin itu salah satu ya.

Sikap ini semakin jelas terlihat terutama dalam hal menanggapi kebijakan partai untuk berkoalisi permanen bersama Prabowo-Hatta. Ini kan komitmen kebersamaan yang disepakati. Saya kira tidak ada salahnya untuk ditempuh.

Parpol memiliki kebijakan ikut dalam koalisi permanen membangun kebersamaan melalui koalisi merah putih. Tapi sayangnya, sikap ini tidak diindahkan sejumlah kader.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement