REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat, khawatir mengkonsumsi sayuran yang ditanam petani sepanjang bantaran sungai Citarum karena diduga tercemar limbah industri tekstil.
Jumiati salah seorang warga di Kabupaten Bandung kepada wartawan, Senin, mengatakan, khawatir mengkonsumsi sayuran yang ditanam sepanjang bantaran sungai Citarum karena aliran air tersebut sudah tercemar limbah industri teksil.
Ia menuturkan, air sungai Citarum terpaksa dimanfaatkan oleh petani setempat untuk menyiram tanaman mereka, padahal warna air tersebut bau salian itu warnanya sering berubah-ubah.
Dikatakannya, air sungai Citarum mengeluarkan bau tidak sedap jika menempel dikulit menyebabkan gatal-gatal, sehingga warga berharap segera pemerintah melarang pabrik tekstil buang limbah mereka karena merusak aliran sungai yang dijadikan sumber air bagi petani setempat.
Wahyu salah seorang petani di bantaran sungai Citarum kepada wartawan mengaku, terpaksa air Citarum digunakan untuk siram sayuran, meski sudah tercemar limbah pabrik tekstil dengan bau menyengat.
"Sayuran yang diseram menggunakan air limbah Citarum, pertumbuhannya kurang maksimal, selain itu rentan terserang penyakit seperti ulat," katanya.
Sebelum pabrik tekstil berada di Kecamatan Majalaya, kata dia, air Citarum andalan pengairan bagi para petani lokal, kini sebagian lahan berubah menjadi perumahan dan industri.