Senin 11 Aug 2014 23:49 WIB

Bank Liar Marak Jerat Pedagang dan Nelayan

Rep: Lilis Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Nelayan (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Keberadaan rentenir sangat merugikan masyarakat. Namun di Kabupaten Indramayu, rentenir justru marak beroperasi menjerat masyarakat, terutama kalangan pedagang dan nelayan. 

Berdasarkan informasi, rentenir yang dikenal masyarakat dengan istilah bank liar itu banyak beredar di berbagai daerah. Di antaranya Kecamatan Indramayu, Losarang, Kandanghaur, Patrol, Sukra, dan Haurgeulis. Mereka berkeliling setiap hari menggunakan sepeda motor untuk menawarkan pinjaman kepada warga, terutama yang memiliki warung.  

Tidak sedikit pula bank liar yang beroperasi di pasar-pasar tradisional. Mereka menawarkan pinjaman mudah kepada para pedagang yang membutuhkan modal.  

‘’Syaratnya kan mudah, tidak seperti pinjam uang di bank. Jadi saya tergiur untuk meminjam uang kepada bank liar,’’ ujar seorang pemilik warung di Kecamatan Indramayu yang tidak mau disebut namanya, Senin (11/8). 

Pemilik warung gorengan itu mengaku, membutuhkan tambahan modal untuk memperbesar usahanya. Namun, dia enggan meminjam uang ke bank karena prosedurnya yang berbelit.  

Karena itu, dia menyambut baik tawaran bank liar yang memberinya pinjaman uang Rp 2 juta, tanpa syarat dan dengan proses yang mudah. Apalagi, bank liar tersebut mendatanginya ke rumah sehingga dia tidak perlu pergi ke bank. ‘’Bunganya sepuluh persen, dicicil setiap hari,’’ katanya. 

Dia mengaku, bunga yang diberikan bank liar memang tinggi. Namun, dia terpaksa menerima karena memang sangat membutuhkan modal.  

Hal senada diungkapkan seorang warga lain yang juga tidak mau disebut namanya. Dia mengaku, menjadi korban jeratan rentenir hingga terpaksa harus menjual rumah dan tanah warisan untuk melunasinya.

 ‘’Rentenir itu ngomong di awalnya mah manis supaya kita tertarik. Setelah kita mau meminjam uang, maka dia akan mencekik kita dengan bunga yang tinggi,’’ tutur pria yang pernah menjadi bakul ikan di daerah Karangsong tersebut. 

Pria itu mengaku, saat ini sudah tidak memiliki apa-apa. Dia pun meminta pemerintah untuk menindak maraknya bank liar atau rentenir yang banyak berkeliaran di tengah masyarakat. Dia menyebutkan, bank liar banyak beredar di kalangan nelayan.

 ‘’Kalau terus dibiarkan, kasihan masyarakat yang menjadi korbannya,’’ katanya. 

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UKM Kabupaten Indramayu, Maman Kostaman, membenarkan maraknya peredaran bank liar di tengah masyarakat. Hal itu terutama di kalangan pedagang di pasar-pasar tradisional. ‘’Bank liar itu ilegal,’’ tegas Maman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement