REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan aktivitas Gunung Slamet yang berada di perbatasan Kabupaten Pemalang dan Banyumas, Jawa Tengah, sejak Ahad (10/8) malam hingga Senin (11/8) mengeluarkan 10 kali letusan pijar.
"Letusan sinar api pijar dengan ketinggian sekitar 200-300 meter sudah terjadi 10 kali. Akan tetapi letusan itu belum sampai mengarah kepada permukiman penduduk," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet PVMBG di Desa Gambuhan Pemalang, Sudrajat di Pemalang, Senin (11/8).
Menurut dia, berdasar visual, kondisi cuaca di sekitar Gunung Slamet terang-mendung, angin tenang-kencang mengarah ke barat, dan disertai kabut. Selain itu, kata dia, aktivitas Gunung Slamet juga masih terdengar suara gemuruh kuat. "Sedikitnya 22 kali terdengar suara dentuman sedang-kuat yang disertai hujan gerimis," katanya.
Ia mengatakan meski aktivitas Gunung Slamet relatif meningkat tetapi warga tidak perlu panik karena kondisi gunung itu belum berbahaya. "Meski terjadi beberapa kali letusan sinar api pijar dan suara dentuman, kondisi Gunung Slamet masih belum berbahaya. Kami masih menetapkan status Gunung Slamet 'Waspada'," katanya.
Ia mengatakan PVMBG masih menetapkan larangan masyarakat beraktivitas pada radius dua kilometer dari puncak Gunung Slamet. "Para pendaki juga dilarang melakukan pendakian hingga batas waktu yang belum ditentukan karena aktivitas gunung masih berbahaya untuk pendakian," katanya.